Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika menerapkan tiga pendekatan untuk meningkatkan kualitas transformasi digital nasional, yaitu ekosistem, kewilayahan dan kreativitas, serta inovasi.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menekankan tiga pendekatan itu memiliki arti penting karena transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan.

“Kita sadar bahwa pendekatan ini harus membawa ke arah kemajuan, karena seluruh negara di dunia dalam 20 tahun ke depan akan mampu melewati proses digitalisasi,” kata dia dalam rilis pers, Senin.

Hal itu disampaikannya dalam Diskusi Panel Creativepreneur Summit 2024 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Minggu (25/8).

Baca juga: Ragam upaya Kemenkominfo percepat pertumbuhan UMKM Digital dan startup

Baca juga: Kemenkominfo andalkan VID 2045 untuk pemerataan konektivitas digital


Budi Arie menjelaskan tiga pendekatan transformasi digital akan memengaruhi perubahan aspek kebudayaan, perilaku, cara berpikir, dan bertindak di kalangan masyarakat. Menurutnya, dengan digitalisasi semua menjadi lebih serba cepat dan mudah.

Ia mendorong masyarakat untuk menjadikan kemajuan teknologi digital sebagai arah kemajuan yang lebih positif dan produktif.

Terkait aspek ekosistem, Menkominfo menyatakan saat ini jumlah pekerja sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata jumlah pekerja sektor lain.

Pekerja TIK di Indonesia hanya sekitar satu juta dari 144 juta angkatan kerja. Artinya, hanya 0,75 persen dari angkatan kerja bekerja di sektor TIK.

"Ini yang harus kita kembangkan bagaimana transformasi digital mampu menumbuhkan dan mengembangkan Indonesia bisa menjadi negara maju yang tidak kalah dengan negara yang lain,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berupaya mencetak talenta digital agar tersebar merata di seluruh Indonesia. Kementerian Kominfo memiliki beberapa program talenta digital, mulai dari Digital Talent Scholarship hingga Digital Leadership Academy.

Lebih lanjut, Budi Arie menekankan potensi creativepreneur di Indonesia masih sangat besar dan dapat terus dikembangkan. Terlebih saat ini Indonesia termasuk negara dengan pemilik perusahaan rintisan terbesar di dunia dengan hampir 2.356 perusahaan.

Selain itu, Indonesia juga pencipta aplikasi terbanyak di platform Google, dengan hampir 18 ribu aplikasi.

“Jadi kalau soal potensi dan kreativitas anak muda di Indonesia saya tidak pernah meragukan itu. Saya optimistis dengan kreatifitas dan ide-ide yang diwujudkan oleh anak-anak muda kita,” ujarnya.

Baca juga: Kemenkominfo siap akselerasi transformasi digital lewat INA digital 

Baca juga: Menkominfo paparkan dukungan teknologi informasi dalam pembangunan IKN

Baca juga: Wamenkominfo: Tidak ada jalan mundur untuk transformasi digital

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024