Jakarta (ANTARA) -
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menargetkan akan mempertahankan rasio pembayaran dividen tahun buku 2024 tetap pada kisaran 70 sampai 80 persen dari laba bersih.

"Untuk dividen, kami ada berkisar antara 70 persen sampai 80 persen dari laba bersih (tahun ini)," ujar Direktur Keuangan Telkom Heri Supriadi dalam Paparan Publik di Jakarta, Senin.

Heri mengatakan, perseroan akan fokus mempertahankan kenaikan dividen per share (DPS), yang mana DPS merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan kepada pemegang saham dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar.

“Kami fokus mempertahankan kenaikan dividen per share atau yield dividen dengan mempertimbangkan penyeimbangan dividen per share dengan kebutuhan ekspansi, investasi, kondisi ekonomi, kinerja perusahaan Telkom,” ujar Heri.

Baca juga: Telkomsel perluas jaringan 5G di Bali percepat transformasi digital 

Dalam kesempatan ini, Ia memproyeksikan pertumbuhan pendapatan Telkom sepanjang tahun 2024 kurang dari 5 persen dibandingkan capaian tahun 2023.

“Guidance tahun 2024, pendapatan tumbuh low single digit (kurang dari 3 persen dengan EBITDA 50-52 persen). Sedangkan besaran belanja modal 22-24 persen dari total pendapatan,” ujar Heri.

Selama semester I-2024, Telkom membukukan laba bersih senilai Rp11,76 triliun, atau menurun 7,8 persen year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp12,75 triliun.

Perseroan membukukan pendapatan senilai Rp75,29 triliun pada semester I- 2024, atau tumbuh 2,4 persen (yoy) dibandingkan senilai Rp75,47 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Telkom Group siapkan layanan GPUaaS tingkatkan adopsi AI di Indonesia

Sehingga, laba per saham dasar ikut menurun ke level Rp118,72 per lembar pada akhir Juni 2024, sedangkan pada akhir Juni 2023 berada di level Rp128,77 per lembar.

Adapun, penopangnya yaitu pendapatan data, internet dan jasa teknologi informatika meningkat 8,4 persen (yoy) menjadi senilai Rp47,117 triliun, dengan pendapatan interkoneksi tumbuh 8,5 persen (yoy) menjadi senilai Rp4,846 triliun

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024