Bandung (ANTARA) -
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengungkapkan bahwa konser musik West Java Festival 2024 yang digelar di Lapangan Saparua, adalah untuk mengenang atau nostalgia lokasi lahirnya banyak musisi dan budayawan dari Jawa Barat.

Bey menceritakan sekitar 30 tahun lalu, dirinya sering menonton berbagai konser musik yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) Saparua yang banyak melahirkan musisi tenar tanah air seperti Armand Maulana, Yovie Widianto dan lainnya.

"Malam ini di Saparua, ini seperti saya flashback, mungkin banyak yang belum lahir, 30 tahun yang lalu itu saya lebih sering nonton di sana di GOR Saparua, dan di sana saya yakin Armand Maulana lahir di sana, Yovie Widianto juga lahir di sana juga mungkin Izul Muchtar juga lahir di sana jadi banyak seniman budayawan yang lahir di gedung Saparua itu," kata Bey di Lapangan Saparua Bandung, Minggu malam.

Bey juga menceritakan bahwa dulu GOR dan Lapangan Saparua sangat aktif menggelar acara kesenian, termasuk pertandingan vokal grup yang rutin digelar.

Karenanya, dengan adanya konser musik di tempat yang menurutnya bersejarah itu, Bey mengharapkan bisa menjadi momentum untuk kebangkitan seniman dan budayawan dari Jawa Barat.

"Di sini Itu dulu banyak lahir bintang-bintang dari Jawa Barat. Jadi mudah-mudahan malam ini menjadi momentum bagi Jawa Barat untuk bangkit lagi seniman budayawan di Jawa Barat," tuturnya.

Baca juga: Pencipta lagu "Es Lilin"-Nike Ardilla dapatkan Lifetime Achievement

Dalam konser yang menampilkan berbagai musisi populer tanah air itu seperti Nidji, Wali, Kuburan, Yovie & Nuno, Project Pop, serta Tiara Andini, diisi juga oleh pemberian penghargaan atas prestasi atau capaian seumur hidup (lifetime achievement) bagi pencipta dan penyanyi lagu Sunda legendaris Es Lilin, Ni Mursih, dan penyanyi pop Nike Ardilla.

Penghargaan tersebut diberikan di sela konser musik dalam rangkaian West Java Festival (WJF) 2024 di Lapangan Saparua, Kota Bandung, Minggu malam, oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin.

Sebelum pemberian penghargaan masyarakat yang hadir di Lapangan dipertontonkan karya-karya dari Nike Ardilla, serta suara asli dari Ni Mursih yang direkam saat masa kolonial (1930-an) dan dan sempat ditayangkan dalam stasiun radio Belanda, Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM).

Dalam rekaman turut dihadirkan video wajah Kota Bandung zaman dulu seperti adanya Jalan Braga, Hotel Savoy Homann hingga foto keluarga Ni Mursih.

​​​​​​​Penghargaan yang berupa piagam dan bantuan uang kadedeuh masing-masing senilai Rp20 juta itu diberikan pada keluarga dari Ni Mursih yang diwakili oleh Endang Hidayat (anak Ni Mursih) dan Alan Yudi (kakak Nike Ardilla).

Baca juga: Bey mendorong gelaran WJF 2025 lebih menggelegar dari 2024

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024