Kupang (ANTARA News) - Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT), Brigjen Pol Robertus Sadarum, dan Komandan Korem 161/Wirasakti, Kol Inf Arief Rachman, Jumat pagi, terbang dari Kupang dengan sebuah helikopter milik Polri untuk mengatasi aksi kerusuhan yang tengah melanda Atambua, ibukota Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Kerusuhan ini meledak sebagai bentuk aksi protes terhadap eksekusi mati terhadap tiga terpidana kasus kerusuhan Poso, yakni Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marianus Riwu, yang telah dilaksanakan oleh para eksekutor dari Brimob Polda Sulawesi Tengah pada Jumat dini hari di sekitar Bandara Mutiara Palu. Beberapa saat setelah eksekusi dilaksanakan, massa di Kota Atambua mulai memblokir sejumlah jalan sumbu, membakar ban bekas serta membakar rumah jabatan Kepala Kejaksaan Negeri Atambua, melempari Gedung Kejari serta Lembaga Pemasyarakatan (LP) Atambua. Akibatnya, sekitar 190 orang dari 205 nara pidana dan tahanan penghuni Lapas berhamburan keluar dan kabur ke tempat persembunyian mereka masing-masing. Setelah menerima kabar adanya kerusuhan, Kapolda NTT Brigjen Pol Robertus Sadarum dan Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang, Kol Inf Arief Rachman langsung terbang ke Atambua dengan sebuah helikopter milik Polri untuk menenangkan massa yang tengah beringas. Uskup Atambua, Mgr Anton Pain Ratu SVD yang sehari sebelumnya memimpin massa melakukan aksi unjukrasa damai sebagai bentuk protes terhadap eksekusi mati bagi Tibo Cs, juga turun tangan untuk menenangkan massa yang tampak mulai bertindak anarkis itu. Ketika Uskup Pain Ratu, Kapolda Sadarum dan Danrem Arief Rachman turun langsung ke lapangan untuk mengamankan situasi, massa pun berangsur-angsur membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing. Hingga Jumat siang, situasi keamanan di Kota Atambua sudah berhasil dikendalikan, dan massa tidak lagi melakukan tindakan anarkis sebagai bentuk protes dan rasa simpati yang mendalam terhadap Tibo Cs yang sudah dieksekusi mati pada Jumat dini hari. (*)
Copyright © ANTARA 2006