Jakarta, (ANTARA News) - M. Soffian Hadi, anggota Ikatan Asosiasi Geolog Indonesia (IAGI), mengatakan lumpur panas yang meluap akibat eksplorasi gas Banjar Panji I oleh perushaan PT. Lapindo Brantas, tidak akan menggangu ekosistem jika dibuang ke sungai Porong. "Menganggapi pernyataan Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH), Rachmat Witoelar, soal alternatif membuang lumpur itu ke Sungai Porong, saya justru ingin tanya kenapa tidak dari dulu diputuskan demikian?" kata Soffian kepada ANTARA lewat percakapan telepon di Jakarta, Jumat (22/9). Menurut dia, sebenarnya tidak butuh waktu selama ini untuk menentukan cara menyelesaikan masalah luapan lumpur di Sidoarjo itu. "Dalam waktu satu-dua pekan hasil uji terhadap kadar bahaya lumpur sudah bisa diperoleh, kenapa sampai lebih dari 100 hari pihak terkait belum juga mengambil langkah-langkah penyelesaian," lanjut dia. Soffian telah mengambil data dari Dinas Pengairan Surabaya dan Departemen Pekerjaan Umum yang terkait dengan kondisi luapan lumpur Sidoarjo. "Simulasi yang saya lakukan memberikan hipotesa bahwa Sungai Porong bisa membawa lumpur itu ke laut dan lumpur tersebut tidak akan menyebar ke mana-mana," katanya mengungkapkan. Masih kata Soffian, pola arus, pasang surut, sistem ombak, kadar garam, dan dinamika suhu - akan membuat lumpur tetap berada di sekitar muara Sungai Porong, dan karakteristik lumpur sendiri sudah cocok dengan kondisi sekitarnya. "Saya sudah turun ke lapangan dan mendapati 5 km ke arah selatan muara ada orang menambang pasir. Di tempat itu tidak ada lumpur dan airnya pun payau, artinya bila lumpur mengendap maka bisa diseret saja ke permukaan," ujar dia. Soffian juga menjelaskan bahwa kapasitas normal Sungai Porong adalah 500 meter kubik per detik. Sementara lumpur Sidoarjo yang akan dialirkan ke sana berdebit 578 liter/detik atau setara dengan 0,5 meter kubik per detik. "Kapasitas optimal sungai pada musim hujan mencapai 1.500 meter kubik/detik. Jadi bisa dibayangkan bila nanti musim hujan datang, hanya 0,5 meter kubik/detik debit lumpur yang akan `dihantam` air sungai... sangat tidak berarti," demikian Soffian. Luapan lumpur dari sumur Banjar Panji I, di Desa Siring, Kecamatan Porong, Sidoarjo, yang dieksplorasi PT. Lapindo Brantas terjadi sejak Senin 29 Mei 2006.(*)
Copyright © ANTARA 2006