Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, merosot menjadi Rp9.175/9.185 per dolar AS dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.150/9.165 atau mengalami penurunan sebanyak 20 poin. "Pengaruh regional yang negatif terhadap rupiah masih terjadi, sehingga rupiah merosot yang terus mendekati level Rp9.200 per dolar AS," kata pengamat ekonomi Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, di Jakarta, Jumat. Dia mengatakan rupiah tertekan juga karena kebutuhan konsumen menjelang akhir bulan ini terhadap dolar AS meningkat untuk membayar hutang yang sudah jatuh tempo. Meski demikian, pergerakan rupiah saat ini dinilai masih stabil, karena tingkat rupiah saat ini masih dibawah yang diharapkan para eksportir dan importir pada kisaran Rp9.200 sampai Rp9.300 per dolar AS, katanya. Merosotnya rupiah, lanjutnya, hanya sementara saja, namun dalam dua pekan hingga tiga pekan akan kembali menguat, melihat kinerja ekonomi makro Indonesia cukup bagus. Apalagi sentimen negatif dari Thailand ini hanya sementara tidak berlangsung lama, namun kekhawatiran yang terjadi adalah ekonomi AS saat ini masih melesu. Melihat pergerakan rupiah, mata uang lokal itu mengalami kenaikan dan tiga kali penurunan dalam pekan ini yang menunjukkan bahwa pasar lokal tetap optimis untuk membeli rupiah, setelah muncul faktor positip pasar yang kuat, tuturnya. Dia mengatakan bursa regional di Asia masih melemah, karena khawatir dengan ekonomi global yang slow down seperti bursa Wall Street, meski laju inflasi AS berkurang. Rupiah, menurut dia ketika pasar dibuka langsung melemah di level Rp9.170/9.175 per dolar AS, bahkan menjelang penutupan sesi pagi kembali terpuruk hingga di posisi Rp9.175/9.185 per dolar AS. Hal ini menunjukkan besar tekanan pasar terhadap rupiah, meski dolar AS di pasar regional melemah terhadap yen dan euro, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006