Jakarta (ANTARA) - Duta Iklim Denmark Tomas Anker Christensen mengatakan target pengurangan emisi karbon perlu ditinjau setiap tahun karena peninjauan setiap lima tahun sekali tidak cukup untuk memastikan negara telah berada di jalur yang tepat untuk memenuhi targetnya.

"Anda sebenarnya perlu meninjaunya setiap tahun,” kata Christensen  saat berbicara dalam dalam acara Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2024 “S.O.S Neraka Bocor: Climate Avengers Assemble!” yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Sabtu.

Menurut Christensen, Denmark setiap tahun membuat berbagai skenario dampak pengurangan emisi, termasuk transportasi, penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS), serta pembuangan limbah atau energi.

“Kami melihat biaya dan dampak pengurangan CO2 dalam melakukannya dalam skenario yang berbeda, sehingga pembuat kebijakan dapat memutuskan jalur yang ingin mereka ambil,” katanya.

Christensen menjelaskan bahwa setiap tahun Pemerintah Denmark menyampaikan rencana program iklim di hadapan parlemen dan menyampaikan kepada masyarakat umum semua langkah yang akan dilakukan untuk mengurangi emisi.

Dia lebih lanjut mengatakan Denmark memiliki Dewan Iklim Nasional beranggotakan ekonom dan ilmuwan independen yang menyampaikan penilaian mereka terhadap program iklim tersebut.

“Mereka mengoyak program itu. Mereka memberi tahu menteri bahwa dia tidak mampu melakukan apa pun dengan benar. Mereka memberi tahu kami, para pegawai negeri, bahwa kami malas, bahwa kami tidak berbuat cukup banyak,” ujar Christensen.

Kemudian Pemerintah Denmark kembali ke parlemen dengan program baru untuk tahun selanjutnya berdasarkan kritik pedas penasihat independen tersebut.

“Siklus ini berjalan setiap tahun hingga 2030 dan ini adalah cara untuk memastikan bahwa kami tetap berada di jalur yang benar,” katanya.

Christensen mengatakan Denmark menerapkan kerangka kerja bagi masyarakat dan sektor swasta untuk beroperasi dengan cara yang memungkinkan mereka untuk mencapai target.

Dia menambahkan bahwa pelaku bisnis Denmark tidak melihat kerangka kerja tersebut sebagai hukuman.

“Mereka menganggap ini memberi mereka keunggulan kompetitif di arena global karena mereka akan menjadi perusahaan paling efisien dengan tingkat teknologi tertinggi, apa pun sektornya,” katanya menambahkan.

Christensen juga mengatakan lima tahun setelah penerapan Perjanjian Paris (Paris Agreement), Denmark mengesahkan target pengurangan emisi untuk tahun 2030 sebesar 70 persen.

Denmark menargetkan pengurangan 70 persen emisi karbon tersebut karena Denmark sudah mulai mengurangi emisi sejak 1997.

Angka tersebut, katanya, adalah acuan umum yang digunakan oleh Uni Eropa karena negara-negara Eropa menyerahkan Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) bersama sebagai Uni Eropa.

“Tetapi setiap negara anggota UE harus menyerahkan kontribusi mereka ke UE, dan ini adalah kontribusi kami (pengurangan emisi 70 persen),” kata Christensen.

Baca juga: China: Netralitas karbon global penting untuk kesejahteraan manusia
Baca juga: KLHK: Nilai ekonomi karbon untuk dukung capaian target iklim


Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024