BSPI 2030 akan menjadi panduan strategis untuk membangun ekosistem pembayaran yang lebih modern, inklusif dan aman
Bandung (ANTARA) - Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Aceh menyebutkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 yang telah diluncurkan Bank Indonesia pada awal Agustus 2024 dirancang untuk menjawab tantangan dan peluang di era digitalisasi.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh Hertha Bastiawan di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu, mengatakan BSPI 2030 disusun dengan mengedepankan inovasi, efisiensi dan keamanan sistem pembayaran.

"Dimana peta pelaku ekonomi saat ini didominasi oleh milenial dan Gen Z yang sama-sama berkarakter melek teknologi," kata Hertha.

Hal itu disampaikan Hertha Bastiawan saat membuka acara peningkatan kapasitas bertema transformasi sistem pembayaran menuju 2030, membangun ekosistem digital yang inklusif dan aman yang digelar Bank Indonesia Aceh.

Ia menjelaskan BSPI 2030 merupakan kelanjutan dari BSPI 2025, yang mendukung integrasi ekonomi keuangan digital dalam struktur yang konsolidatif dan berdaya tahan sehingga menjamin fungsi bank sentral dalam proses pengedaran uang, kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan.

Baca juga: BI sebut pengguna layanan QRIS di Aceh terus tumbuh jadi 598 ribu

Baca juga: BI minta Aceh optimalkan sistem resi gudang untuk jaga stok beras


"BSPI 2030 akan menjadi panduan strategis untuk membangun ekosistem pembayaran yang lebih modern, inklusif dan aman," katanya.

Beberapa capaian BSPI 2025 yang akan disempurnakan kinerja pada BSPI 2030 seperti implementasi kemudahan pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang tumbuh 49,4 persen secara year on year per akhir Juli 2024.

Serta, lanjut dia, memiliki sebanyak 32,7 juta pedagang (merchant) dan volume transaksi QRIS mencapai 50,5 juta transaksi se Indonesia.

"Kemudian implementasi BI-FAST yang menawarkan transaksi murah cukup di tangan pengguna yang telah tumbuh 81, persen year on year per akhir Juli 2024," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
mengatakan BSPI 2030 akan fokus pada penguatan infrastruktur, inovasi hingga rupiah digital.

"Kita harus lanjutkan BSPI 2019-2025 ke 2030. Ada lima inisiatif yang disingkat 4I-RD, yaitu infrastruktur, industri, inovasi, internasional, dan rupiah digital," kata Perry Warjiyo di Jakarta.

Perry mengatakan BSPI 2030 mengusung lima inisiatif sebagai tindak lanjut dari visi BSPI 2030, yaitu infrastruktur, industri, inovasi, internasional, dan rupiah digital, atau disingkat 4I-RD.

Pada inisiatif infrastruktur, dilakukan modernisasi infrastruktur untuk semakin meningkatkan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam bertransaksi melalui sistem pembayaran digital.

Inisiatif industri terkait dengan konsolidasi struktur melalui penataan akses dan entry policy sesuai profil risiko pelaku, penguatan manajemen risiko, dan reformasi regulasi.

Selanjutnya, inisiatif inovasi berorientasi pada upaya menjamin keseimbangan antara inovasi dengan pelindungan konsumen, integritas dan stabilitas serta persaingan usaha yang sehat secara kolaboratif.

Inisiatif internasional diarahkan pada perluasan konektivitas pembayaran antarnegara dengan menjaga kepentingan nasional melalui perluasan cakupan kerjasama QRIS antar negara dan interkoneksi sistem pembayaran ritel maupun wholesale.

Serta rupiah digital berorientasi pada penguatan kapabilitas melalui eksperimentasi sekuritas digital untuk berbagai kasus penggunaan di pasar keuangan.

Baca juga: BI sebut Aceh perlu perkuat industri pengolahan guna beri nilai tambah

Baca juga: BI minta warga Aceh laporkan setiap kendala penggunaan QRIS

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024