Siak, Riau, (ANTARA) - Warga Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, sebelum 2017 masih mengalami kesulitan air bersih. Mereka menggunakan air sungai, air sumur dangkal maupun dalam serta menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Masyarakat tetap menggunakannya untuk kebutuhan rumah tangga meskipun warna airnya kuning kecoklatan dan berminyak, karena hanya itu sumber air yang tersedia. Air Sungai Siak memiliki karakteristik yang sama dengan air gambut, berwarna kuning kecoklatan dan berasa asam
Namun, saat ini setiap waktu air bisa mengalir deras dari keran-keran yang terpasang di rumah warga. Hal itu berkat Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Kota Kecamatan (IKK) Bungaraya.
Tokoh Masyarakat Kampung (desa) Kemuning Muda, Kecamatan Bungaraya, Mujiran, merasa sangat gembira karena kebutuhan air bersih di rumahnya sejak 2017 dapat terpenuhi. Jaringan SPAM sudah masuk ke rumahnya Dusun II Kemuning Muda.
"Rasanya merdeka. Kami benar-benar bersuka cita menyambut kehadiran air bersih SPAM ini,” kata Penghulu (Kepala Desa) Kampung Kemuning Muda periode 2015-2021 ini.
Kualitas air yang mengalir dari keran-keran di rumah warga dirasakannya sangat baik. Air itu digunakan untuk mencuci beras, sayuran, mencuci pakaian dan mandi.
“Istri saya tidak takut lagi mencuci pakaian putih menggunakan air SPAM. Tidak lengket. Tidak seperti air sumur kami yang dulu, lengket dan berbau,” kata Mujiran. Berddasarkan data Dinas PU Tata Ruang dan Permukiman Siak, IPA SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) Bunga Raya berkapasitas 20 liter per detik
Air Sungai Siak
Kepala Dinas PU Tarukim Siak, Irving Kahar Arifin, didampingi Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU Tarukim Siak Ahmad Husin Siregar, menjelaskan, proses pengolahan air bersih tersebut dilakukan melalui pompa "submersible".
Air baku diambil dari Sungai Siak. Dari pompa tersebut didorong ke IPA dan kemudian diolah menjadi air bersih. Proses mengubah air Sungai Siak menjadi air bersih dibutuhkan bahan kimia seperti alumunium sulfat, soda ADH, polimer dan kaporit yang diinjeksi melalui pipa transmisi.
Pembangunan IPA SPAM Bungaraya telah mengantarkan air bersih untuk 1.260 Sambungan Rumah (SR). Sebarannya meliputi Kampung Bunga Raya, Kampung Jaya Pura, Kampung Kemuning Muda dan Kampung Buantan Lestari.
Pendistribusian air ke konsumen dilakukan dengan menggunakan Jaringan Pipa Distribusi (JPD). Total panjang pipa sudah yang sudah dibangun 23.230 meter.
Kebutuhan rata-rata per hari konsumen sebanyak 750 meter kubik (M3), sedangkan produksi per hari rata-rata 870 M3. Pada 2022 Dinas PU Tarukim Siak melakukan pengembangan dengan membuat IPA Kapasitasnya menjadi 40 liter/detik.
Namun demikian, masih belum semua rumah warga dapat terjangkau oleh jaringan SPAM. Untuk itu, Dinas PU Tarukim Siak didorong agar membangun jaringan lebih jauh lagi untuk mengalirkan air bersih ke rumah-rumah di Kecamatan Bunga Raya.
“Kami menyadari air tanah di kecamatan ini tidak layak untuk rumah tangga. Kuning dan berminyak. SPAM yang dibangun Pak Irving ini menjadi tumpuan kami untuk mendapatkan air yang layak untuk rumah tangga. Karena itu mohon kiranya menambah jaringan, agar setiap keluarga mendapatkan air bersih,” ujar Mujiran.
Setiap tahun Dinas PU Tarukim melakukan pengembangan cakupan wilayah untuk jaringan distribusinya. Pada 2023 juga dilakukan pembangunan jaringan perpipaan di Kecamatan Siak.
Sistem token
Selain pengembangan jaringan, Dinas PU Tarukim Siak juga sudah mengubah pembayaran tagihan pelanggan SPAM dari sistem konvensional ke sistem token. Setidaknya sudah 2.761 pelanggan yang mengganti meteran airnya ke sistem water meter atau token.
Inovasi itu mendapat apresiasi dari Kementerian PUPR, apalagi penerapan sistem ini pertama dan satu-satunya di Riau. Karena hal tersebut pula, Kementerian PUPR memberikan dana Hibah Insentif Desa (HID) untuk 10 desa sekitar Rp3 miliar pada 2021 lalu.
Pemasangan meter penggunaan air dimulai pada akhir 2020 di Kecamatan Siak. Saat ini sudah berjalan ada di Dusun Pusako sebanyak 185 Sambungan Rumah (SR). Kemudian juga sudah berjalan dengan baik di Kecamatan Lubukdalam sebanyak 238 SR dan Desa Sialang Baru 400 SR.
Sementara di Kecamatan Sabak Auh yang sudah berjalan ada di Desa Bandar Sungai sebanyak 70 SR dan Desa Bandar Pedada sebanyak 180 SR. Jadi, total yang sudah berubah sistem ke sistem token sebanyak 1.059 SR. Pada 2021 dan 2022 yang sudah selesai sebanyak 1.702 SR.
Konversi sistem pembayaran dari konvensional ke token terjadi pada 2021. Anggaran untuk melakukan konversi berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian PUPR dan APBD Pemkab Siak.
Dari konversi itu ada penambahan di Kecamatan Sabak Auh, yakni Desa Belading sebanyak 156 SR, Desa Sungai Tengah sebanyak 105 SR. Kemudian di Kecamatan Kerinci Kanan tepatnya di Desa Delima Jaya sebanyak 135 SR, sedangkan dari APBD 2021 sebanyak 1.306 SR.
Kepala Dinas PU Tarukim Siak, Irving Kahar Arifin dan masyarakat Siak menyampaikan penghargaan kepada Kementerian PUPR yang telah memberikan perhatian kepada Kabupaten. Direktur Air Minum Ditjen Kementerian PUPR juga telah datang ke Siak guna menyaksikan komitmen dan kesungguhan Pemkab Siak memelihara serta memanfaatkan program yang dikucurkan di daerah ini.
Piemkab Siak kini juga tengah mengusulkan pembangunan IPA di Kawasan Industri Tanjung Buton. Rencananya anggaran untuk pembangunannya menggunakan APBN melalui Balai Wilayah Sungai Sumatra (BWSS) III dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Riau Kementerian PUPR.
Dengan upaya serius dan komitmen yang kuat dalam penyediaan air bersih ini diharapkan masyarakat yang dapat terlayani dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di kabupaten berjuluk Negeri Istana ini semakin banyak dan sebarannya pun juga semakin luas.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2024