Madrid (ANTARA News) - Juara bertahan Taufik Hidayat tersingkir dari Kejuaraan Dunia Bulutangkis di Madrid, Kamis, setelah dikalahkan Chen Hong, unggulan keenam dari China. Sang juara bertahan dari Indonesia yang tidak diunggulkan pada turnamen itu, memimpin 5-3 pada set kedua dan 18-17 pada set ketiga, tetapi tampaknya harus membayar mahal akibat jarangnya ia berlatih sehingga kalah 14-21, 21-18, 21-19 dari Chen. Meski demikian Taufik, yang tahun ini kerap cedera, tampak bermain cukup baik dan berpeluang memenangi pertandingan setelah merebut set pertama, dimana ia langsung jauh memimpin dan sering melakukan permainan net yang cantik. Hal itu dilakukannya untuk mengatasi angin dan mencegah Chen melakukan smes lompatnya yang berbahaya, tetapi konsentrasi Taufik tampak memudar pada set kedua. Kelengahan itu menjadi bencana besar baginya karena, meskipun berhasil mengejar dari 11-16 menjadi 16-18 berkat permainan net yang taktis, ia tidak bisa merebut set itu. Setelah itu, ia selalu kesulitan sementara lawannya semakin termotivasi. "Pada set pertama saya terlalu hati-hati karena angin. Setelah itu saya bermain lebih cerdik," kata Chen, mantan juara All-England, seperti dilaporkan AFP. "Saya pikir kepercayaan diri saya lebih besar dibanding Taufik. Pada pertemuan sebelumnya saya lebih banyak kalah dari dia tetapi saya tidak terpengaruh," lanjutnya. "Tekanan terhadap saya lebih kecil, dan Taufik lebih tertekan karena untuk mempertahankan gelar ia harus menyapu bersih empat pemain Cina, yang semuanya tengah dalam kondisi terbaik," tambah Chen. Taufik sendiri bergegas keluar lapangan dan tidak bisa diwawancarai pada hari yang menyedihkan bagi Indonesia itu. Sebelumnya, Nova Widianto dan Lilyana Natsir kehilangan gelar dunia ganda campuran setelah ditundukkan 21-15, 18-21, 22-20, oleh Koo Kien Kit dan Wong Pei Tty dari Malaysia. Keberhasilan Chen membuatnya akan berhadapan dengan Peter Gade pada perempatfinal. Mantan pemain nomor satu dunia dari Denmark itu tengah dalam performa baik saat mengalahkan atlet Jepang Shoji Sato 21-14, 21-13. Pemenang pertandingan tersebut kemungkinan besar akan berhadapan dengan Lin Dan, unggulan kedua dari Cina, yang menang meyakinkan namun meninggalkan sedikit kontroversi sesudahnya. Lin mengalahkan Park Sung Hwan, unggulan 13 dari Korea Selatan, 21-16, 21-12, dan menyatakan ia merasa sangat baik, lebih baik daripada hari sebelumnya. Namun ketika seorang jurnalis Malaysia bertanya mengenai pertandingan berikutnya melawan Muhammad Hafiz Hashim, ia balik menanyakan asal wartawan tersebut dan, saat dijawab, Lin langsung melengos pergi. Meskipun hal itu mengganggu beberapa wartawan, alasan kepergiannya mungkin hanya karena tidak ingin membuka rahasia kepada lawannya. Pebulutangkis top Malaysia lainnya, Lee Chong Wei, menunjukkan kehebatannya saat mengalahkan pemain muda berbakat Denmark Joachim Persson 21-16 21-12. "Saya pikir saya baru menunjukkan 70 persen kemampuan saya. Dan saya belum pernah kalah dari lawan saya berikutnya," tegas Lee. Lawan yang dimaksud adalah pemain Cina Chen Jin. Sebelumnya, Petra Overzier khawatir dirinya terlalu sakit untuk bisa berkompetisi pada kejuaraan dunia tetapi ia malah menyuguhkan kejutan terbesar sejauh ini saat melangkah ke perempatfinal. Putri berusia 24 tahun dari Mulheim itu terinfeksi virus yang membuat wajahnya pucat dan terbaring di lapangan selama setengah jam usai pertandingan pertamanya, tetapi kemudian ia berhasil menundukkan unggulan keempat dari Hongkong Wang Chen. Kemenangan 22-20, 4-21, 22-20 itu juga diperoleh dengan dramatis. Ia tampak akan kalah ketika set kedua berhasil direbut lawan, dan sering tertinggal pada set penentuan hingga akhirnya ia berhasil menaklukkan pemain Hongkong itu. "Saya agak sakit. Saya juga bermasalah dengan angin dan memutuskan untuk berhenti menyerang pada set kedua. Setelah itu saya jarang melakukan kesalahan dan tidak pernah berpikir bakal kalah," kata Overzier. (*)

Copyright © ANTARA 2006