Jakarta (ANTARA) - Dalam Pekan Kerja Sama Pendidikan China-ASEAN (China-ASEAN Education Cooperation Week) 2024 yang sedang berlangsung di Guiyang, ibu kota Provinsi Guizhou, China barat daya, para praktisi pendidikan Indonesia mengatakan bahwa pendidikan telah menjadi platform penting untuk pertukaran timbal balik antara China dan Indonesia.

Bagi Lestari Puspitaningsih, seorang peminat bahasa Mandarin asal Indonesia, pengalaman belajarnya di China tidak hanya meningkatkan kemahiran bahasa Mandarinnya, tetapi juga memberinya berbagai peluang untuk mempromosikan kerja sama antara China dan Indonesia.

Di universitas, Puspitaningsih memilih jurusan bahasa Mandarin atas saran ayahnya, yang sangat yakin bahwa China dan Indonesia adalah mitra yang baik dan memiliki hubungan yang erat, studi bahasa Mandarin juga akan memberikan banyak peluang kerja.

Untuk mempelajari lebih banyak pengetahuan dan memperluas wawasannya, Puspitaningsih melanjutkan pendidikannya di Northeast Normal University di China pada 2007 dan meraih gelar magister dalam bidang linguistik dan linguistik terapan bahasa Mandarin.

"Bahasa adalah jembatan kerja sama," kata Puspitaningsih, yang kini menjabat sebagai kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

"Indonesia dan China memiliki banyak program kerja sama yang membutuhkan penutur bahasa Mandarin," kata Puspitaningsih, seraya menambahkan bahwa saat ini dia bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan bagi para guru bahasa Mandarin di Indonesia, termasuk merancang kurikulum, menyusun tutorial, dan membuat soal ujian, yang memungkinkannya untuk sering menggunakan bahasa Mandarin.
 

Dalam kunjungannya ke Guizhou, Puspitaningsih memimpin sebuah tim yang terdiri atas para pejabat dari badan pengembangan dan pembinaan bahasa tingkat provinsi di Indonesia untuk mencari berbagai peluang baru bagi kerja sama

Puspitaningsih mengatakan bahwa bagi sebagian besar anggota tim, itu menjadi momen pertama kalinya mereka mengunjungi China, dan mereka terkejut dengan perkembangan China serta berharap dapat mengundang beberapa universitas China untuk menyelenggarakan kegiatan akademik di provinsi mereka.

Pada Kamis (22/8), sebuah kegiatan pertukaran pendidikan China-Indonesia diselenggarakan oleh China International Educational Institute dan diikuti oleh 10 universitas dan sekolah tinggi Indonesia serta lebih dari 10 universitas dan sekolah tinggi China.

Siswantoyo, M.Kes., AIFO., selaku direktur di Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, mengatakan kepada Xinhua bahwa universitasnya telah bekerja sama dengan universitas-universitas China dalam banyak bidang akademik, termasuk linguistik, teknik, dan bisnis ekonomi. Saat ini, mahasiswa China mencakup hampir 20 persen dari total mahasiswa asing di universitas tersebut.

"China berkembang pesat dan menyoroti pengembangan pendidikan. China dan Indonesia memiliki budaya yang serupa, dan lebih banyak pertukaran pendidikan diharapkan dapat dilakukan di sejumlah bidang seperti pengobatan tradisional China, untuk membantu meningkatkan mobilitas mahasiswa dan staf, serta transfer pengetahuan antara kedua negara," ungkap Siswantoyo.

Mohamad Ghozali Moenawar, selaku kepala Urusan Internasional Universitas Al-Azhar Indonesia, mengatakan bahwa memperkaya kerja sama pendidikan kejuruan antara China dan Indonesia menjadi kunci untuk mengatasi kesenjangan keterampilan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Dengan berbagi sumber daya, menyelaraskan standar, dan mengembangkan kurikulum bersama, kedua negara dapat meningkatkan program pelatihan dan memenuhi kebutuhan industri," imbuh Moenawar.

Di akhir kegiatan pertukaran pendidikan China-Indonesia tersebut, seluruh peserta meluncurkan sebuah inisiatif untuk memajukan kerja sama pendidikan internasional China-Indonesia dan pembinaan talenta.

Inisiatif tersebut menyerukan untuk memperkaya pendidikan kejuruan antara kedua negara, memperkuat kerja sama penelitian ilmiah bersama antara universitas-universitas China dan Indonesia, serta memperluas skala mahasiswa yang belajar di China dan di Indonesia, satu sama lain.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024