Upaya ini bertujuan untuk mendorong perbaikan perekonomian petani mulai dari tingkat hulu
Ambon (ANTARA) - Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Maluku melakukan pendampingan kepada para petani padi di daerah itu untuk menghasilkan beras premium yang bisa dijual di pasar modern.

"Tahun ini kami melakukan program penerapan standar padi dan kami akan meregister serta mendampingi kelompok tani untuk bisa menghasilkan beras premium dengan variabel endogen agar bisa masuk di pasar modern dan harganya lebih baik," kata Kepala BPSIP Maluku Kardiono di Ambon, Sabtu.

Menurut dia, para para petani seperti di Pulau Buru dan Pulau Seram hanya bisa menghasilkan beras medium dan cuma sebatas memasuki pasar biasa.

Sehingga perlu ditingkatkan kualitas produksi padi oleh kelompok tani yang punya komitmen bersama menghasilkan produk bermutu dan berasing di pasar global atau pasar modern.

"Upaya ini bertujuan untuk mendorong perbaikan perekonomian petani mulai dari tingkat hulu," katanya.

Baca juga: BPSIP Riau latih 50 peternak memproduksi susu kambing terstandar

Baca juga: BPSIP Papua Barat mendaftarkan Kakao Waterpauw sebagai varietas baru


Kemudian program balai juga akan menuju pada komoditas-komoditas lainnya akan dijangkau bersama kelompok tani yang berminat melakukan kolaborasi dengan balai untuk maju bersama.

Menurut dia, kalau sudah berbicara masalah pasar, daya saing dan nilai tambah, petani wajib mengikuti standardisasi produk hasil pertanian dan perkebunan.

"Bagaimana menghilirasi itu sangat erat kaitannya dengan kita harus mematuhi berbagai acuan yang sudah ditetapkan pemerintah lewat regulasi," katanya.

Sehingga produk-produk turunan dari komoditas pala, kelapa dan cengkih itu banyak sekali. Ada banyak produk di Ambon yang sudah dijual-belikan, bahkan sudah diekspor.

Produk itu biasanya sudah menjadi buah tangan atau oleh-oleh, menu makanan khas Ambon yang perlu dilestarikan dan distandarkan agar bisa bersaing.

Namun produk yang diekspor belum dilakukan secara masif dibandingkan Malang (Jatim), seperti pada pertokoan di sana banyak sekali pilihan produk yang sudah berstandar serta murah harganya dan bermutu.

"Kami selaku lembaga yang berkaitan dengan standardisasi pertanian mengajak masyarakat melihat standar yang ada para produk komoditas pertanian untuk dijadikan acuan," ujarnya.

Mulai dari benih, bijinya seperti biji pala, tepung, jus pala, minuman atau sirup harus ada standar sehingga menjamin konsumen menjadi aman dan nyaman serta tertarik sebab produknya sudah melalui proses acuan nasional maupun internasional.

Ketika dilakukan ekspor tetapi ada penolakan bisa saja produk komoditasnya tercermar, ada hama penyakit, atau termasuk aflatoksin sehingga ekspor belum maksimal dan harus didorong lagi.

Baca juga: Pemprov Maluku membagikan bibit cabai bagi petani terdampak banjir

Baca juga: Pemprov Maluku siapkan 20 ton komoditas untuk diekspor ke Jepang 

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024