Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Persero akan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2 x 1000 Megawatt di kawasan Cakung Cilincing, Jakarta Utara dengan investasi Rp20 triliun.
"KBN akan membentuk konsorsium dengan menggandeng satu perusahaan swasta dalam negeri, dan dua perusahaan asal Tiongkok," kata Dahlan, di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat peresmian Rumah Sakit Pekerja KBN, di Cakung, Jakarta, Selasa.
Menurut Dahlan, percepatan pembangunan PLTU tersebut untuk menambah pasokan listrik di kawasan Jakarta dan sekitarnya termasuk untuk kota di Jawa.
Ia menjelaskan, keinginan KBN untuk membangun PLTU tersebut karena selain kesiapan lahan dan pendanaan, juga untuk menjamin ketersediaan pasokan listrik di kawasan industri tersebut.
Mantan Dirut PT PLN ini mengaku inisiasi pembangkit listrik raksasa tersebut merupakan respons dari kekecewaan Dahlan terhadap lambatnya pengembangan PLTU Batang 2 x 1.000 MW di Batang, Jawa Tengah.
"Saya agak jengkel soal PLTU Batang yang sampai sekarang belum rampung, meskipun menggunakan skema public private partnership (PPP). Izin sudah diperoleh melalui terobosan-terobosan, namun belum juga selesai," ujarnya.
Untuk itu Dahlan menilai bahwa pembangunan PLTU Cakung tersebut akan lebih mudah karena faktor-faktor penting seperti lahan, pendanaan, dan calon pembeli hasil produksi listriknya sudah tersedia.
Sementara itu, Direktur Utama KBN Sattar Sattar Taba mengatakan, PLTU Cakung tersebut akan menempati lahan seluas 100 hektare.
"Lahan tersebut akan direklamasi terlebih dahulu sekaligus untuk pembangunan dermaga yang dapat disinggahi kapal berbobot 60.000 DWT," kata Sattar.
Ia menjelaskan, reklamasi diharapkan selesai sebelum akhir tahun 2014 sambil penyelesaian soal perizinan, amdal, studi kelayakannya.
"Kalau groundbreaking kuartal I tahun 2015, dengan masa pembangunan selama empat tahun, maka PLTU Cakung diproyeksikan dapat beroperasi penuh pada 2019," katanya.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014