Gorontalo (ANTARA News) - Anjungan rumah adat Provinsi Gorontalo yang berdiri di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bakal direnovasi dan ditata ulang.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Selasa mengungkapkan, berdasarkan keluhan pengunjung TMII, kondisi anjungan dinilai tidak representatif.
"Banyak laporan baik dari orang Gorontalo di Gorontalo atau orang Gorontalo di luar daerah yang berkunjung ke TMII bahwa kondisi bangunannya tidak bagus karena tidak terawat. Saya sudah datang ke sana didampingi ketua dewan adat untuk melihat rencana renovasi anjungan itu," ujarnya.
Anjungan diharapkan memuat berbagai informasi penting menyangkut potensi daerah dan makna adat di setiap sudut rumah.
"Kami akan buat bagus agar ke depan nanti anjungan ini menjadi ikon dan orang bisa melihat segala hal tentang Gorontalo, termasuk program pemerintah. Ada brosur dan informasi penting lainnya," imbuhnya.
Renovasi rumah adat tersebut di antaranya menyangkut struktur bangunan dalam yang dinilai tidak representatif. Bangun dalam rumah terlalu sempit dengan ruang pertemuan yang kecil.
Padahal, dalam adat Gorontalo dikenal istilah "dulohupa" atau musyawarah. Dari tiga kamar yang tersedia, satu di antaranya akan dibongkar untuk memberikan ruang yang lebih luas sebagai ruang musyawarah.
"Dalam rumah adat itu ada tiga ruang penting. Pertama huwali lo wadaka atau tempat rias, huwali lo humbia atau kamar bersanding (suami-istri) dan ada ruangan besar untuk pertemuan dan musyawarah ," jelas Ketua Dewan Adat Gorontalo Karim Pateda.
Anjungan Provinsi Gorontalo merupakan anjungan terkahir yang dibangun di areal TMII. Anjungan ini diresmikan tahun 2011 .
Selain memamerkan rumah adat, pakaian adat dan pelaminan adat, anjungan ini memamerkan transportasi khas Gorontalo Bentor (becak motor) dan Bendi (kereta kuda). Di depan anjungan terdapat patung pria dan wanita yang sedang menari Saronde lengkap dengan pakaian adat.
(D015/I006)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014