Jakarta (ANTARA) - Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) R Haidar Alwi menilai bahwa Polri telah melaksanakan tugasnya untuk mengamankan demo menentang Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) dengan baik.
“Kadang kita lupa atau cenderung mengabaikan peran Polri menjaga keamanan dan ketertiban. Dalam demo kemarin, Polri telah melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya,” kata Haidar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Polda Metro Jaya telah pulangkan 112 demonstran
Baca juga: IPW kecam kekerasan aparat dalam menangkap pendemo di DPR
Ia mengatakan, Polri dalam melaksanakan tugasnya yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, telah berupaya meminimalisasi sekecil mungkin potensi gesekan yang mungkin terjadi.
Akan tetapi, demo kerap dicederai oleh oknum tidak bertanggung jawab yang memprovokasi massa, merusak fasilitas umum, dan mengganggu ketertiban lalu lintas.
Untuk mengendalikan kondisi yang ricuh dan anarkis akibat provokator, ia mengatakan bahwa undang-undang memperbolehkan Polri mengambil opsi terakhir, yaitu tindakan represif.
Sebab, aksi anarkis yang mengancam masyarakat hingga merusak fasilitas umum termasuk dalam kategori pidana sebagaimana yang diatur dalam KUHP dan UU Lalu Lintas dengan ancaman hukuman mulai dua hingga lima tahun penjara.
“Makanya, kalau kemudian ada oknum pendemo yang diamankan Polri, itu bukan tanpa sebab. Itu diduga provokator atau pelaku anarkis yang tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tapi juga orang lain,” ucapnya.
Diketahui, RUU Pilkada menuai pro dan kontra karena dinilai dibahas secara singkat pada Rabu (21/8) oleh Badan Legislasi DPR RI. Pasalnya pembahasan itu dinilai tak sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi yang diputuskan pada Selasa (20/8) tentang syarat pencalonan pada Pilkada.
Sejumlah elemen masyarakat di berbagai kota pun turun melakukan aksi untuk menolak rencana pengesahan RUU Pilkada, salah satunya di depan Gedung DPR RI dan Mahkamah Konstitusi pada Kamis (22/8).
Dalam aksi protes di depan Gedung DPR RI, Polri menurunkan ribuan personel untuk mengantisipasi pengamanan unjuk rasa. Akan tetapi, situasi demonstrasi berubah menjadi ricuh, sehingga banyak massa yang menjadi korban luka.
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2024