Jakarta (ANTARA) - FUJIFILM Corporation menegaskan komitmennya untuk mendukung upaya pemberantasan tuberkulosis (TB) di Indonesia dengan pemanfaatan teknologi guna mendukung digitalisasi dalam upaya melawan penyakit tersebut.

CEO FUJIFILM Holdings Corporation Teiichi Goto mengatakan TB tetap menjadi masalah kesehatan global yang serius dan FUJIFILM Group telah membuat kemajuan dalam memberantas tuberkulosis secara global dengan teknologi.

"Melihat risiko serius yang ditimbulkan oleh TB terhadap masyarakat Indonesia, kami berkomitmen untuk memerangi peningkatan kasus penyakit ini dengan memperluas akses terhadap solusi medis berkualitas tinggi," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan, pihaknya berfokus pada upaya meningkatkan akses pada layanan medis canggih, khususnya solusi pencitraan untuk deteksi dini penyakit.

Beberapa waktu lalu, lanjut Goto, pihaknya bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT FUJIFILM Indonesia dan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).

Penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Direktur Jenderal P2P, dr. Yudhi Pramono, MARS, dan Masato Yamamoto, Presiden Direktur PT FUJIFILM Indonesia pada 21 Agustus 2024 di Jakarta itu merupakan Kemitraan strategis untuk memperkuat komitmen kedua belah pihak dalam upaya mengeliminasi tuberkulosis (TB) di Indonesia.

"Kemitraan ini berfokus pada peningkatan pendidikan kesehatan dan pemanfaatan teknologi untuk mendukung digitalisasi dalam upaya melawan tuberkulosis. FUJIFILM Group berkomitmen penuh terhadap inisiatif ini," katanya.

Presiden Direktur PT FUJIFILM Indonesia, Masato Yamamoto menyatakan kolaborasi ini merupakan contoh komunitas bisnis dapat mendukung pemerintah dalam mempercepat pengobatan TB di Indonesia.

Kolaborasi ini juga merupakan bentuk tindak lanjut dari program kampanye pemberantasan tuberkulosis yang bertepatan dengan peringatan Hari Anak di Jawa Barat pada awal Agustus 2024

Dalam acara itu, Kementerian Kesehatan menunjukkan pentingnya mencapai tujuan deteksi kasus dengan memanfaatkan perangkat Portable X-ray Fujifilm.

Menurut Yamamoto perangkat Portable X-ray yang disinggung dalam acara Hari Anak itu dilengkapi dengan teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan berkontribusi besar meningkatkan upaya skrining TB, terutama di daerah terpencil.

Perangkat Portable X-ray tersebut mengintegrasikan algoritma AI canggih yang dirancang untuk membantu tenaga kesehatan dalam mendiagnosis tuberkulosis dengan lebih efisien. Teknologi AI ini secara otomatis menganalisis X-ray dada untuk mendeteksi kelainan yang konsisten dengan TB, sehingga dapat menyoroti area yang berpotensi menjadi perhatian dan memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan akurat.

Sebagai langkah pelengkap, perusahaan berkomitmen untuk mendukung digitalisasi sistem kesehatan Indonesia dengan menyediakan sistem teknologi informasi yang komprehensif. Salah satunya kemudahan mengunggah hasil foto torax atau pencitraan medis skirining dari Portable X-ray dari berbagai lokasi terjauh dan terpencil.

Melalui dukungan digital ini, Kementerian Kesehatan akan dapat menciptakan dan mengelola basis data hasil skrining kesehatan masyarakat yang lebih akurat. Hal ini akan memungkinkan pemerintah untuk mengambil tindakan tepat waktu dan mengembangkan kebijakan efektif untuk mengeliminasi TB.

Baca juga: Waka MPR: Deteksi dini TB bagian dari peningkatan kualitas SDM
Baca juga: DPR-GHS luncurkan Kaukus TBC sebagai komitmen perangi TBC
Baca juga: Menkes sebut dalam 200 tahun terakhir TBC bunuh semiliar manusia
Baca juga: FUJIFILM luncurkan dua kamera dan dua lensa baru

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024