Singapura (ANTARA) - Sebanyak 40 persen bisnis yang disurvei di Singapura memperkirakan akan memperluas perekrutan karyawan dalam 12 bulan ke depan, sementara 12 persen perusahaan berniat untuk mengurangi jumlah karyawan, menurut laporan dari Federasi Bisnis Singapura (Singapore Business Federation/SBF) pada Kamis (22/8).

Menurut Survei Bisnis Nasional SBF edisi tenaga kerja dan upah, meningkatnya minat perekrutan karyawan ini berakar dari optimisme pada prospek bisnis.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa 27 persen perusahaan yang disurvei memperkirakan ekonomi akan membaik dalam 12 bulan ke depan. Indikator itu menunjukkan tiga poin persentase lebih tinggi dibandingkan persentase perusahaan yang memiliki prediksi pesimistis.

Namun demikian, biaya tenaga kerja menjadi tantangan utama bagi 75 persen bisnis. Selain itu, dibandingkan 12 bulan sebelumnya, makin sedikit bisnis yang berencana menaikkan gaji.

Pengetatan kebijakan tenaga kerja asing juga berdampak pada bisnis. Hingga 46 persen perusahaan sedang meningkatkan perekrutan tenaga kerja lokal, 35 persen sedang melakukan outsourcing ke kontraktor pihak ketiga, dan 29 persen mengindikasikan akan menunda rencana ekspansi bisnis.

Survei tersebut mencatat respons dari 796 perusahaan di seluruh industri utama. Dari perusahaan-perusahaan tersebut, 82 persen di antaranya merupakan perusahaan kecil dan menengah, sedangkan sisanya merupakan perusahaan besar. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2024