Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan bahwa tidak ada obat untuk paramyxovirus, sehingga cara terbaik untuk menghindari gondongan atau mumps yang disebabkan virus itu adalah dengan vaksinasi.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI Dr Anggraini Alam mengatakan dalam konferensi pers daring di Jakarta, Jumat, bahwa gondongan membuat kelenjar parotis, yaitu kelenjar yang di depan telinga, terinfeksi, sehingga air liur menjadi tersumbat dan tak dapat keluar, hingga akhirnya terjadi pembengkakan.

Anggi mengatakan, vaksin untuk penyakit ini sudah tersedia, namun masih terbatas pada sektor swasta, seperti di dokter spesialis anak atau di rumah sakit, dan belum menjadi suatu program imunisasi nasional.

Selain itu, katanya, vaksin gondongan adalah kombinasi dengan vaksin penyakit lain, yakni campak, campak jerman atau rubella, bahkan ada yang dikombinasikan dengan vaksin cacar air.

"Gondongan dengan flu Singapura menularnya dari percikan ludah. Kita bicara, kita napas, kita bersin, kita batuk, kita ileran, kita pilek, itu dari sana semua," dia menuturkan.

"Memang kita belum punya surveillance untuk mumps gondongan dan flu Singapura, tapi kita rasakan terutama untuk gondongan itu naik. Dan hati-hati. Gondongan, kalau gondongannya tok nggak apa-apa. Komplikasinya itu loh," kata dokter tersebut.

Dia mengatakan, komplikasi dapat terjadi pada semua usia, dan angka kejadiannya tinggi apabila tidak divaksin. Pada laki-laki, tuturnya, komplikasi yang dapat terjadi yakni orchitis, yaitu peradangan di kedua testis, sehingga dikhawatirkan infertil dan sulit memiliki keturunan di masa depan.

"Atau dia bisa sampai ke perut, itu kita katakan sebagai pankreatitis. Itu muntah-muntah hebat sampai dehidrasi hebat. Bahkan sampai ke otak. Dan kita pernah punya pasien itu kejang-kejang sampai ke otak gara-gara gondongan," ujar Anggi.

Oleh karena itu, katanya, perlu mencegah virus tersebut dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan memastikan lingkungan yang dikunjungi anak tersebut bersih.

Dia mengatakan, apabila sudah kena, yang bisa ditangani hanyalah gejalanya. Untuk mengurangi nyeri, katanya, menggunakan analgesik antipiretik. Sementara untuk mengurangi blokade virus agar bengkak berkurang, maka perlu dibuat berliur lebih banyak.

"Bagaimana cara memperbanyak liur? Ingat ya, ini bukan batuk di tenggorok, tetapi si kelenjar parotis, yaitu dengan mengunyah. Kunyah-kunyah yang paling sering dan paling gampang adalah pakai bubble gum,"

Cara lainnya, katanya, adalah menggunakan jeruk nipis.

Baca juga: Menjawab mitos penggunaan blau untuk mengobati gondongan
Baca juga: Beda sakit gondok dengan gondongan
Baca juga: IDAI: Pertusis di Indonesia banyak yang tidak terdata

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024