Semarang (ANTARA) - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro Semarang membentuk satuan tugas (task force) untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang terintegrasi dengan pelayanan terkait Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Dekan FK Undip Dr. dr. Yan Wisnu Prajoko di Semarang, Jumat, menyampaikan pembentukan satuan tugas itu bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang atau RSDK.

Hal tersebut disampaikan saat konferensi pers terkait meninggalnya mahasiswi PPDS dr Aulia Risma Lestari.

Pada kesempatan itu, Yan didampingi Kepala Kantor Hukum Undip Dr. Yunanto, Wakil Dekan 1 FK Undip dr Muflihatul Muniroh, Wakil Dekan 2 FK Undip Dr. Nuryanto, tim adhoc Dr. dr. Ratnasari Dwi Cahyanti, dan dr. Tuntas Dhanardhono selaku tim investigasi.

Baca juga: Pimpinan FK Undip sambangi kediaman mendiang dokter Aulia

Baca juga: Komisi IX dukung APH dan Kemenkes tindak tegas pelaku perundungan


Menurut dia, satuan tugas itu bertujuan melakukan peningkatan sekaligus evaluasi terhadap sistem pendidikan yang terintegrasi pada layanan di rumah sakit.

"Kami menyadari perlu adanya integrasi yang lebih baik lagi. Pembentukan 'task force' bersama RSDK ini untuk menyiapkan dan membuat langkah teknis penyelesaian di Prodi Anestesi," kata spesialis bedah onkologi tersebut.

Ia mengatakan bahwa FK Undip dan RSDK melalui "task force" akan menyusun langkah-langkah nyata, misalnya pengaturan jam kerja mahasiswa agar tidak terlalu membebani dan sebagainya.

"Task force antara FK Undip dengan RSDK ini menyusun langkah nyata, misalnya bersifat teknis, soal jam kerja mahasiswa atau anak didik. Ini harus berkeadilan, tidak boleh kelelahan. Nanti akan diatur detail tim 'task force'," katanya.

Selain itu, kata dia, tim "task force" menyiapkan juga desain penyelesaian di Prodi Anestesi yang diharapkan bisa dijadikan percontohan bagi program studi lainnya di FK Undip.

Dokter Aulia Risma merupakan mahasiswi PPDS Undip yang ditemukan meninggal diduga bunuh diri pada Senin (12/8) malam, di kamar kosnya yang berlokasi di Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang.

Sejauh ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan akibat kematian tersebut, sedangkan pihak FK Undip juga sudah memberikan keterangan dalam membantu proses penyelidikan mengenai wafatnya Dokter Aulia.

Setelah peristiwa tersebut terjadi, ia mengatakan pihaknya langsung membentuk tim investigasi internal.

"Hasil pemeriksaan kami memang ada riwayat sakit yang cukup lama. Mohon maaf kami tidak dapat mengungkapkan data dan fakta medis dari almarhumah karena hal ini bersifat confidential tapi kami siap berkolaborasi dengan pihak berwenang," kata Yan.*

Baca juga: Kemenkes tindaklanjuti hasil investigasi dugaan "bullying" di Undip

Baca juga: Kemenko PMK segera gelar rapat koordinasi soal kasus PPDS

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024