Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR RI My Esti Wijayati mengusulkan pemerintah agar menambah anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna mengantisipasi apabila terjadi gempa Megathrust.
"Kami cukup menyesalkan karena anggaran untuk BNPB ini hanya sekitar Rp1 triliun. Anggaran yang sangat rendah ketika kita bicara Megathrust," kata Esti dalam Lensa Parlemen, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube TVR Parlemen di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, penambahan anggaran juga diperlukan untuk membiayai edukasi kepada masyarakat dalam menghadapi gempa Megathrust.
"Kalau ini terjadi, masyarakat harus dilatih apa? Itu juga perlu anggaran yang kemudian memang harus kita siapkan. Bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat, mulai sekarang siapkan misalnya surat-surat berharga yang dimiliki masyarakat, harus ditempatkan di mana," kata dia menjelaskan.
Baca juga: Mengenal gempa megathrust di wilayah Asia
Baca juga: Anggota DPR minta BMKG siapkan mitigasi gempa Megathrust
Ia berharap dengan adanya penambahan anggaran itu BNPB dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dapat bersinergi untuk mengedukasi masyarakat terkait mitigasi bencana hingga daerah pelosok. Dengan demikian, kata dia, saat bencana alam terjadi tidak timbul kepanikan hingga penanganan bencana tersebut selesai.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati meminta pemerintah daerah agar menyiapkan tata ruang yang aman dan mampu menampung masyarakat sebagai upaya mitigasi bila gempa Megathrust terjadi di Indonesia.
"Bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemerintah daerah sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang mengakibatkan tsunami. Pemerintah daerah itu sudah diajak bersama-sama menyiapkan infrastrukturnya, menyiapkan sistemnya, adakah jalur evakuasi, adakah tempat selter evakuasi," kata Dwikorita Karnawati.
Kemudian, kata dia melanjutkan, zona-zona rawan seperti daerah dekat laut dan pantai juga perlu dikosongkan dan tidak didirikan banyak bangunan.
"Pemda-pemda diharapkan juga menyiapkan tata ruang di sana. Di pantai itu dibatasi, jangan dirikan bangunan. Kalau sampai dibangun hotel, hotelnya harus siap menghadapi (Megathrust), diwajibkan bangunannya mampu tahan 8,5 magnitudo," katanya.
Dwikorita Karnawati mencontohkan Pemda DIY merupakan salah satu pemda yang telah menyiapkan tata ruang yang aman menghadapi potensi gempa Megathrust lewat pembangunan Bandar Udara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo.
"Yogyakarta International Airport itu sudah disiapkan untuk menghadapi Megathrust. Jadi dibangun Insya Allah desainnya dirancang tahan gempa magnitudo 8,5. Megathrust dan elevasinya lebih tinggi dari elevasi tsunami. Jadi kalau sedang berada di bandara YIA, kalau ada gempa, ada tsunami, jangan keluar gedung. Tempat paling aman di situ, lari ke lantai mezzanine dan lantai 2 dan ada Crisis Center untuk masyarakat mampu menampung 2.000 orang, bandaranya itu menampung 10.000 orang," katanya.*
Baca juga: Zona gempa megathrust di Indonesia
Baca juga: Bagaimana mengantisipasi gempa megathrust?
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024