... kita ingin dalam waktu dekat 1-2 tahun menjadi 10 besar... "

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono menargetkan dalam waktu setahun hingga dua tahun ini, jumlah pasukan perdamaian Indonesia dapat meningkat dan masuk 10 besar negara yang berkontribusi dalam mengirim pasukan perdamaian.

"Indonesia saat ini penyumbang pasukan perdamaian nomer 17 dunia kita ingin dalam waktu dekat 1-2 tahun menjadi 10 besar," kata dia, saat meresmikan kawasan Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia (Indonesia Peace and Security Centre/IPSC) di Sentul, Jawa Barat, Senin sore.

Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia yang didirikan di Sentul tersebut, menurut Yudhoyono, salah satu upaya Indonesia untuk mempersiapkan para pasukan perdamaian berpartisipasi dalam ketertiban dan perdamaian dunia, seperti termaktub dalam konstitusi UUD 1945.

Dia mengatakan, Indonesia saat ini telah mengirim 2.000 personel pasukan perdamaian, untuk dapat mencapai 10 besar, maka perlu tambahan 2.000 personel sehingga mencapai 4.000 personel.

Menurut dia, hal itu dapat dilakukan dalam waktu dekat, mengingat daerah konflik seperti Aceh, Poso, Maluku, Papua yang dulu ditempatkan pasukan, kini kondisinya telah aman.

Yudhoyono menyatakan, selama ini, banyak perwira baik aparat TNI dan polisi yang terlibat dalam pasukan perdamaian dipulangkan karena kendala bahasa Inggris serta ketrampilan mengemudi.

Untuk itulah, menurut dia, Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia itu didirikan, agar pasukan perdamaian Indonesia siap sedia.

Dia menambahkan, dengan ada kawasan terpadu itu, diharapkan Indonesia dapat mempersiapkan secara cepat keperluan pasukan perdamaian bila diperlukan di manapun dan kapan saja.

Di kawasan terpadu seluas 261 Hektare itu, berada di atas Bukit Merah Putih, Sentul, Jawa Barat, terdapat sejumlah panser buatan PT Pindad (Persero) berwarna putih dengan tulisan UN di depannya (United Nation/PBB).

IPSC mulai dibangun pada 2011 terletak di Bukit Merah Putih, Sentul, Bogor, Jawa Barat di lahan seluas 261,569 hektar dengan dana alokasi sebesar Rp1,643 triliun dari 2010 hingga 2011.

Dalam kawasan tersebut terdapat tujuh fasilitas utama yaitu, Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Markas Komando Pasukan Siaga Operasi TNI, Universitas Pertahanan Indonesia, Komite Olahraga Militer Indonesia dengan penanggungjawab anggaran Kementerian Pertahanan.

Pusat Pelatihan Penanggulangan Terorisme dan Deradikalisasi dengan penanggungjawab anggaran Badan Nasional Penanggulangan Terorrisme (BNPT), Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana dengan penanggungjawab anggaran Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB).

Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dengan penanggungjawab anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.*

Pewarta: Muhammad A Iskandar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014