Jakarta (ANTARA) - Ahli bioinformatika dari Universitas Negeri Sam Ratulangi, Manado Prof Trina Ekawati Tellei mengungkapkan manfaat dari pangan fungsional berupa tanaman hijau-hijauan kecil (microgreens) lewat pendekatan penelitian omics dan bioinformatika.
 
Trina dalam gelaran kuliah ilmiah Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture di Jakarta, Jumat mengungkapkan tanaman microgreens seperti brokoli, lobak, kubis keriting atau kale, dan sesawi atau mustard memiliki kandungan nutrisi yang sangat melimpah.
 
"Penelitian kami menunjukkan bahwa microgreens mengandung konsentrasi tinggi senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antikanker," katanya.
 
Karena kemudahan dalam kultivasi dan manfaat kesehatannya, kata Trina, microgreens dapat berperan penting dalam meningkatkan asupan nutrisi di masyarakat.
 
Dalam proses penelitiannya, ungkap dia, dirinya menggunakan metode pengeringan yang tepat, untuk mampu meningkatkan aktivitas antioksidan, antiinflamasi, dan antikanker dari senyawa-senyawa yang terdapat pada tanaman microgreens.
 
Trina juga menuturkan dirinya mengimplementasikan pendekatan multi-omics dan bioinformatika untuk menganalisis perubahan selama proses pengeringan, yang memungkinkan pemahaman lebih mendalam mengenai pemeliharaan atau peningkatan senyawa bioaktif.
   
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengeringan tertentu efektif dalam mempertahankan bahkan meningkatkan aktivitas senyawa-senyawa tersebut," ujarnya
 
"Dengan menggunakan bioinformatika, kami juga memodelkan interaksi senyawa-senyawa ini dengan protein-protein yang terlibat dalam reaksi oksidasi, inflamasi, dan kanker di dalam tubuh," lanjutnya.
 
Menurut Trina, bioinformatika merupakan bidang yang berkembang pesat dan menjadi tulang punggung dalam penelitian omics dan pangan fungsional. Hal ini juga didukung dengan teknologi kecerdasan buatan yang diintegrasi dalam alat-alat bioinformatika.
 
Dalam konteks penelitian omics, kata dia, bioinformatika memainkan peran penting dalam mengungkap kompleksitas sistem biologi dan interaksi molekuler yang terjadi ketika suatu pangan fungsional dikonsumsi.
 
"Di masa depan, bioinformatika akan terus memainkan peran kunci dalam penelitian omics dan functional foods. Dengan terus berkembangnya teknologi dan metode analisis yang didukung oleh teknologi kecerdasan buatan, kita dapat mengharapkan penemuan-penemuan baru yang akan lebih meningkatkan kualitas dan manfaat kesehatan dari pangan yang kita konsumsi," jelasnya.
 
Untuk diketahui, Prof Trina Ekawati Tellei terpilih untuk membawakan kuliah ilmiah Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture, karena telah berperan penting dalam memajukan pemahaman ilmiah tentang biodiversitas dan ekosistem di Indonesia, khususnya dalam konteks pemanfaatan sumber daya genetik untuk peneltian dan pengembangan
 
Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture dilaksanakan bersamaan dengan penganugerahaan Sarwono Award sebagai penghargaan kepada perorangan yang telah menunjukkan prestasi luar biasa dalam ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kemanusiaan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Baca juga: Jus hijau kale, rahasia kulit dan tubuh sehat ala Cathy Sharon

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024