New York (ANTARA News) - Amerika Serikat dan kerajaan Inggris Rabu (Kamis WIB) menyambut pemilihan Shinzo Abe sebagai Perdana Menteri Jepang berikutnya sementara negara tetangga Korea Selatan berharap agar adanya peningkatan hubungan kedua negara yang selama ini berlangsung "dingin".
Gedung Putih mengatakan siap untuk bekerja sama dengan pemimpin konservatif yang akan menggantikan Perdana Menteri Junichiro Koizumi yang akan segera berakhir masa jabatannya, setelah terpilih sebagai ketua baru Partai Demokratik Liberal, partai berkuasa.
"Persahabatan kita tak hanya menjaga kepentingan rakyat Amerika ataupun Jepang namun memberikan sumbangsihnya tersendri kepada perdamaian dunia karena peran Jepang di tatanan dunia dan dalam menghadapi perang terhadap teror," juru bicara Badan Keamanan Nasional AS Frederick Jones mengatakan di sela-sela pertemuan sidang umum Perserikatan bangsa-Bangsa di New York.
Perdana Menteri Inggris Tony Blair juga menyampaikan ucapan selamat kepada Abe atas terpilihnya sebagai ketua partai LDP dan sekaligus perdana menteri calon pengganti Koizumi, serta menyampaikan harapannya untuk dapat meneruskan kerja sama yang selama ini terjalin dengan baik.
"Saya siap untuk berkerja sama dengan anda menghadapi tantangan dunia dimana peran Jepang semakin penting dipercaturan dunia," kata Blair kepada Abe dalam sebuah surat.
Abe adalah seorang tokoh muda dari kelompok konservatif muncul sebagai pemenang dalam pemilihan dengan mulus Rabu yang akan menggantikan Koizumi dengan salah satu agendanya termasuk penulisan ulang konstitusi Pasifik.
Korea Selatan yang hubungannya acapkali mengalami ketegangan dengan Jepang menyampaikan harapannya dapat memperbaiki hubungan menjadi lebih erat dibawah kepemimpinan Abe.
Seoul menolak melakukan pertemuan puncak beberapa kali karena merasa kecewa terhadap Koizumi yang melakukan ziarah ke kuil Yasukuni dimana terdapat makan sejumlah tokoh yang dianggap sebagai pejahat perang oleh negara-negara yang mengalami invasi Jepang semasa Perang Dunia II.
Korea Selatan adalah salah satu dari sekian banyak negara yang diduduki Jepang pada masa sebelum pecah perang Dunia II dari 1910-1945 secara keras mengecam kunjungan pemimpin pemerintahan Jepang ke Yasukuni yang dikatakan sebagai simbol masa militerisme Jepang di masa lalu.
Kedua negara juga terlibat dalam sengketa dalam beberapa isu termasuk buku sejarah yang disetujui Tokyo yang mengaburkan perilaku Jepang dimasa perang.
"Pemerintah Jepang berharap hubungan Korea Selatan-Jepang akan meningkat dan membaik dari situasi yang kurang bersahabat akan berkembang menjadi hubungan kerja sama dan persahabatan dimasa mendatang," Wakil Menteri Luar Negri Lee Kyu Hyung mengatakan dalam temu pers, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006