“Gerakan massal lainnya yang melibatkan keluarga dan pekerja kemanusiaan dari daerah Deir al-Balah, satu-satunya daerah yang tersisa di Jalur Gaza yang diduduki dengan infrastruktur penting dan gudang yang menyimpan pasokan bantuan sedang berlangsung,” kata pernyataan tersebut.
Sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang terlibat dalam mengeluarkan pernyataan tersebut adalah Save the Children, Oxfam, Doctors Without Borders (MSF), Mercy Corps, Islamic Relief, dan Dewan Pengungsi Denmark.
Mereka menegaskan bahwa warga sipil Palestina yang terpaksa mengungsi berkali-kali sejak Oktober 2023 dan pekerja di setidaknya 24 organisasi nonpemerintah kini kembali mengungsi.
“Gudang yang menyimpan perbekalan terletak di dalam blok yang telah mendapat perintah sehingga mengakibatkan pemindahan paksa,” ucapnya.
Lembaga tersebut juga menekankan bahawa perintah evakuasi pada 13, 15, 16 dan 21 Agustus telah menghambat operasi bantuan.
“Gangguan juga akan mengancam kemampuan untuk memberikan vaksin polio yang sangat dibutuhkan begitu vaksin tersebut tiba di Gaza,” tutur mereka.
Direktur Regional Save the Children untuk Timur Tengah, Jeremy Stoner, mengatakan bahwa mustahil untuk menyampaikan kampanye yang efektif dan menjangkau anak-anak yang sangat membutuhkan vaksinasi.
Senada, Direktur Regional Oxfam untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Sally Abi Khalil, menyampaikan Deir al-Balah yang pernah dinyatakan sebagai zona kemanusiaan, kini diserang dengan pemboman. Ia turut mengecam tindakan pengusiran warga Palestina di Gaza yang tanpa henti tersebut.
Khalil menilai Israel yang memiliki kekuatan pendudukan berkewajiban untuk memastikan kebutuhan kemanusiaan penduduk yang diduduki terpenuhi.
Sumber : Anadolu
Baca juga: Warga Gaza yang terluka hadapi kondisi yang mengancam jiwa
Baca juga: 30 ribu warga/kilometer persegi sesaki zona aman, Israel kian brutal
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024