Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengajak para penggiat dan pelaku bidang keamanan siber untuk berorganisasi secara independen dengan membentuk asosiasi.

"Ini cyber security enthusiast sama practiser perlu bikin asosiasi, harus berorganisasi yang independen. Jadi mereka saling berbagi itu mungkin sudah perlu saat ini," kata Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo Hokky Situngkir di Jakarta Selatan pada Kamis.

Menurut dia, dengan membentuk asosiasi para praktisi dan penggiat keamanan siber memiliki wadah untuk berkumpul dan bertukar ilmu. Lembaga asosiasi juga bisa menjadi media penghubung antara komunitas keamanan siber di masyarakat dengan pemerintah.

"Karena pemerintah itu kan sifatnya birokrasi ya jadi birokrasi jadi ada kekakuan-kekakuan yang mungkin perlu diterabas supaya kolaborasi antara komunitas cyber security dan pemerintah bisa berjalan," ujar Hokky.

Baca juga: Menkominfo sebut CSIRT miliki peran vital hadapi serangan siber

Baca juga: Wamenkominfo ingatkan perkuat jaga data pribadi hadapi ancaman siber


Hokky juga mendorong kolaborasi aktif dengan lembaga pemerintah dan komunitas keamanan siber agar inovasi dan perkembangan di sektor ketahanan siber Indonesia bisa berkembang lebih baik lagi.

"Kata kuncinya kolaborasi dan gotong royong antar lembaga negara, antar institusi birokrasi, dengan komunitas dan masyarakat secara luas," imbuhnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengungkapkan strategi keamanan siber sebagai salah satu kunci penting dalam Visi Indonesia Digital (VID) 2045.

VID menjadi acuan konseptual, arah kebijakan, dan strategi imperatif Kementerian Kominfo untuk mempercepat transformasi digital nasional.

“VID 2045 harus dilakukan untuk mencapai Indonesia Digital 2045. Dan diharapkan dapat memandu seluruh pemangku kepentingan terkait menyukseskan agenda transformasi digital Indonesia,” kata dia.

Visi Indonesia Digital 2045 merupakan upaya mengeluarkan Indonesia dari status negara Middle-Income Trap. Menurut Nezar, salah satu aspek yang menjadi perhatian Kementerian Kominfo berkaitan dengan peningkatan kultur keamanan siber.

“Melalui peningkatan budaya keamanan siber seluruh pihak, Indonesia dapat menghadirkan ekosistem digital yang lebih terpercaya dan produktif. Contoh baik yang dilakukan di Singapura adalah melalui pendekatan Digital Defence yang menjadikan keamanan siber sebagai tanggung jawab seluruh komponen masyarakat di Singapura,” kata dia.

Baca juga: GBG soroti ancaman fraud dan kejahatan keuangan yang meningkat

Baca juga: Huawei dan BSSN latihan keamanan siber untuk 500 personel TNI AU

Baca juga: Menkominfo ajak AFDI berkolaborasi kuatkan keamanan siber nasional


 

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024