Pada tahun ini, sampai dengan Juni, nilai ekspor DIY mencapai 246,03 juta dolar AS
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan bahwa nilai ekspor produk industri kreatif para pelaku usaha daerah ini selama 2024 hingga bulan Juni mencapai sebesar 246 juta dolar Amerika Serikat.

"Pada tahun ini, sampai dengan Juni, nilai ekspor DIY mencapai 246,03 juta dolar AS, meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana nilai ekspor DIY sampai dengan Juni 2023 senilai 232,6 dolar AS," kata Kepala Disperindag DIY Syam Arjayanti di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, hal ini tentu saja menjadi pemicu dan optimisme pemerintah daerah untuk bisa lebih meningkatkan lagi nilai ekspor DIY sepanjang tahun 2024.

Dia mengatakan, sementara nilai ekspor DIY pada 2023 sebesar 472,3 juta dolar AS, angka itu mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana pada 2022 nilai ekspor DIY mencapai angka 583 juta dolar AS.

"Penurunan nilai ekspor tersebut disebabkan oleh kondisi penurunan ekonomi global dan juga kondisi geopolitik yang memanas," katanya.

Dia mengatakan, ekspor DIY selama beberapa tahun ini masih didominasi oleh pakaian jadi bukan rajutan, perabot dan penerangan rumah, barang dari kulit, anyaman dan juga rajutan.

"Tujuan utama ekspor DIY masih ke negara-negara di Amerika, kemudian Jepang, Jerman, Australia dan Belanda," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, produk pakaian jadi masih menempati urutan teratas, dengan begitu ekspor produk pakaian jadi masih sangat diminati dan memiliki prospek yang sangat baik ke depannya.

Dia mengatakan, untuk itu, Pemda DIY terus berupaya memajukan pelaku usaha pakaian jadi di Yogyakarta, selain mendukung terwujudnya Yogyakarta sebagai pusat fashion dunia, sesuai amanat Gubernur DIY dan untuk meningkatkan ekspor produk fashion DIY ke mancanegara.

Dia juga mengatakan, beberapa upaya yang Disperindag DIY dalam meningkatkan ekspor produk industri fesyen diantaranya dengan penguatan sistem perajin, pelaku usaha, desainer, asosiasi, akademisi, pemerintahan, dan media.

Kemudian capacity building pelatihan dan pendampingan, inkubasi bisnis, bootcamp, studi banding, hibah sarana prasarana, sertifikasi dan standardisasi, kemudian branding event fashion show dalam dan luar negeri, pengembangan kawasan fashion.

"Serta bisnis pameran dalam negeri dan luar negeri, misi dagang, business matching, dan pemasaran online, pengembangan sentra sentra kulit, sentra perak di Kotagede dan Palihan, sentra batik di Imogiri, Lendah, dan Gedangsari," katanya.

Baca juga: Disperindag DIY berencana ekspor gudeg ke Arab Saudi
Baca juga: Disperindag DIY optimalkan ekspor produk makanan


Pewarta: Hery Sidik
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024