Kinerja ekonomi Jatim diperkirakan tetap kuat berada pada rentang 4,7 persen sampai 5,5 persen
Surabaya (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur Erwin Gunawan Hutapea memperkirakan ekonomi Jawa Timur akan tumbuh sekitar 4,7 persen sampai 5,5 persen (yoy) dengan ditopang oleh penguatan permintaan domestik.

“Kinerja ekonomi Jatim diperkirakan tetap kuat berada pada rentang 4,7 persen sampai 5,5 persen (yoy) ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik dan perbaikan permintaan mitra dagang luar negeri,” katanya dalam Media Briefing Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Sementara untuk inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Timur diperkirakan berada dalam rentang sasaran target yakni 2,5 persen plus minus 1 persen.

Erwin menuturkan sejauh ini ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda dengan risiko yang masih tinggi namun ekonomi nasional hingga triwulan II–2024 masih tetap kuat dengan inflasi yang terjaga di sasaran.

Untuk perekonomian Jatim sendiri pada triwulan II-2024 tumbuh sebesar 4,98 persen (yoy) yang didorong oleh kenaikan permintaan eksternal yakni tercermin dari kinerja ekspor yang lebih tinggi.

Dari sisi penawaran, peningkatan didorong oleh kinerja lapangan usaha pertanian yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang lebih kondusif serta pergeseran puncak panen raya padi menjadi awal triwulan II-2024.

Terkait dengan inflasi gabungan kota IHK, pada Juli 2024 gabungan kota IHK di Jatim tercatat mengalami inflasi sebesar 0,04 persen (mtm) dan 2,13 persen (yoy) sehingga tingkat inflasi masih terjaga dalam target sasaran.

Inflasi Juli 2024 tersebut didorong oleh kelompok pengeluaran dengan andil terbesar yaitu makanan, minuman, dan tembakau utamanya komoditas beras, cabai rawit, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM).

Sementara faktor penahan inflasi utamanya yaitu telur ayam ras, daging ayam ras, dan tomat serta bawang merah.

Terjaganya tekanan inflasi tidak terlepas dari upaya pengendalian inflasi melalui implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang masif bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).

“Kami tetap mewaspadai sejumlah tantangan, baik global maupun domestik, serta mengoptimalkan momentum peluang perbaikan ekonomi,” ujarnya.

Baca juga: BI Jatim sediakan uang layak edar Rp23,2 triliun pada Lebaran 2024
Baca juga: BI catat pedagang pengguna QRIS di Jatim capai 3,45 juta


Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024