Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam surat elektronik kepada Antara di Surabaya, Minggu malam, menjelaskan pembuatan aplikasi promosi wisata itu dilatarbelakangi semakin tingginya penetrasi ponsel pintar di Indonesia dan berbagai negara.
"Sekarang penetrasi smartphone termasuk yang berbasis Android sangat tinggi. Bahkan, Indonesia adalah negara kelima terbesar dalam penggunaan smartphone, sehingga pemasaran pariwisata harus selalu relevan dengan kondisi pasar," katanya.
Anas mengatakan salah satu karakter konsumen wisata adalah keterlibatan tinggi, yakni mereka akan mencari informasi sendiri tentang bagaimana potensi pariwisata di daerah yang akan dikunjungi.
Oleh karena itu, ketersediaan dan distribusi informasi menjadi kunci utama sehingga internet menjadi salah satu sumber referensi utama bagi publik atau wisatawan.
"Sekarang banyak orang membuka internet lewat ponsel. Jika cara promosi kami tak relevan dengan kondisi itu, wisatawan akan kesulitan mencari informasi tentang Banyuwangi," ujarnya.
Pada aplikasi yang diberi nama "Banyuwangi Tourism" itu, wisatawan bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai potensi daerah itu, seperti aspek sejarah, sosial, kuliner, wisata alam dan budaya, serta peta obyek wisata daerah tersebut.
Guna melengkapi strategi tersebut, Banyuwangi terus mendorong terciptanya efek kekuatan pemasaran dari mulut ke mulut. Banyuwangi ingin menciptakan percakapan positif melalui kampanye di media konvensional dan media sosial seperti Twitter dan Facebook.
Selain itu, video tentang potensi wisata Kabupaten Banyuwangi juga sudah diunggah di YouTube dan telah dilihat ribuan kali oleh masyarakat berbagai negara.
Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014