Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan masuk dalam lima teratas sebagai figur calon wakil presiden yang banyak dibicarakan selama kampanye Pemilu Legislatif.
"Studi yang kami lakukan yang berbasis pada forum-forum diskusi di 15 kota utama di Indonesia, memonitor 10 media 'mainstream' dan beberapa jejaring sosial, menunjukkan Gita Wirjawan, Jusuf Kalla, Moeldoko dan Rizal Ramli serta Mahfud MD paling populer disebut-sebut sebagai calon wakil presiden (Cawapres)' mendampingi Joko Widodo alias Jokowi maupun Prabowo (Subianto)," ungkap Direktur Eksekutif Survey Nusantara Network (SNN), Meidy Poluan di Jakarta, Minggu.
Poluan dalam keterangan tertulis Tim Gita Wirjawan, mengatakan Gita Wirjawan (GW), kandidat Capres Partai Demokrat, malah sejajar dengan Jusuf Kalla (JK) yang mantan Wapres dan 'leading' tipis atas Jenderal TNI Moeldoko (Panglima TNI), serta unggul signifikan atas Rizal Ramli (mantan Menko Ekuin), Mahfud MD (mantan Ketua MK).
"Apalagi dibanding Hatta Radjasa (Ketua DPP PAN/Menko Ekuin)," kata Poluan yang jebolan Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI) jurusan Komunikasi Politik ini.
Studi kualitatif ini, menurutnya, menempatkan GW dan JK berposisi teratas, diikuti Moeldoko serta Rizal Ramli, lalu Mahfud MD. "Jika diprosentasekan, Gita dan JK itu menempati posisi pertama secara bersama dengan 30 persen lebih jadi fokus pembicaraan di berbagai basis studi tadi, menyusul Moeldoko dan Rizal Ramli (25 sampai 28 persen). Di bawahnya ada Mahfud MD dan seterusnya," jelasnya.
Secara terpisah, Ketua Pengurus Pusat Persatuan Alumni (PPPA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Nehemiah Lawalata, mengakui, hanya tiga nama populer yang pantas jadi Cawapres, siapa pun Capresnya.
"Gita Wirjawam, Rizal Ramli dan Jusuf Kalla adalah figur-figur brilian sebagai mitra sebanding Jokowi atau pun Prabowo kelak. Indonesia butuh pemimpin berjiwa pemikir dan pejoang sekaliber Gita, JK serta Rizal Ramli yang 'ngerti apa yang harus dikerjakan dalam kondisi bangsa penuh ketimpangan, apalagi menghadapi percaturan geo politik maupun geo ekonomi global yang kian 'unpredictable'. Jokowi atau pun Prabowo butuh mereka," tandasnya.
Nehemiah Lawalata yang juga Ketua Umum Koperasi 'Nusantara Adil Makmur' bentukan PPPA GMNI dan tersebar di 29 ibukota provinsi memaparkan, ketiga nama ini kini intens dibicarakan di kalangan jaringannya di berbagai daerah, terutama di jajaran para aktivis marhaenis, juga nasionalis kosmopolitan. (Adv)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014