Sebagai negara yang kaya sumber kekayaan alam, Indonesia berada di garis depan transformasi digital ini termasuk dalam industri pertambangan emas

Jakarta (ANTARA) - Pakar pertambangan yang juga Presiden Direktur perusahaan tambang emas PT J Resources Asia Pasifik (PSAB) Edi Permadi menilai penerapan "blockchain" banyak bermanfaat bagi industri pertambangan.

Sebagai negara yang kaya sumber kekayaan alam, Indonesia berada di garis depan transformasi digital ini termasuk dalam industri pertambangan emas, kata Edi Permadi dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Secara sederhana, "blockchain" adalah mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis.

Dengan memanfaatkan teknologi "blockchain" dan Internet of Things (IoT), Indonesia dapat mengembangkan infrastruktur legitimasi yang memungkinkan pelacakan aktivitas penambangan yang transparan dan aman dari hulu ke hilir.

Menurut Edi, ada sejumlah manfaat yang bisa diperoleh dari pemanfaatan WEB 3 dan IoT dalam kegiatan pertambangan termasuk pertambangan emas. Mulai dari aspek transparansi sampai pada aspek keamanan data.

Baca juga: MIND ID gunakan smart mining perkuat produksi dan mitigasi risiko

Baca juga: Industri peledakan pertambangan siap optimalkan digitalisasi dan AI

“Dengan blockchain, setiap transaksi dan aktivitas dalam rantai pasokan emas, mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi dan penjualan, dapat dicatat dengan aman dan tidak dapat diubah. Ini memastikan bahwa semua data tetap transparan dan dapat diakses oleh pihak yang berwenang,” terang Edi saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Bali Blockchain Summit pada Selasa (20/8).

Aspek lainnya adalah pelacakan otentik produk tambang dari hulu ke hilir. Teknologi IoT memungkinkan sensor yang dipasang di berbagai tahap penambangan akan mengirimkan data secara realtime ke blockchain.

“Hal ini akan memastikan bahwa setiap langkah dalam proses penambangan, mulai dari pengadaan bijih emas hingga produksi dan distribusi, dapat ditelusuri kembali ke sumbernya, sehingga memastikan legitimasi dan kepatuhan terhadap peraturan,” ujar Edi.

Melalui teknologi yang terintegrasi, operasi dan produksi penambangan emas dapat dioptimalkan lewat analisis data yang akurat dan integrasi sistem yang lebih baik.

Hal ini akan meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi risiko yang terkait dengan penipuan dan kegiatan ilegal.

Oleh karenanya, lanjut Edi, sudah saatnya industri pertambangan Indonesia memanfaatkan teknologi blockchain ini dalam kegiatan operasi pertambangan.

"Akan ada banyak manfaat yang diperoleh secara khusus dari aspek transparansi. Tentunya penerapan sistem ini harus melalui bisnis process yang sustainable," katanya.

Baca juga: KemenESDM nilai pemanfaatan PLTS oleh Adaro bisa ditiru industri

Baca juga: Peran Penting Amonium Nitrat untuk Industri Pertambangan

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024