Negara (ANTARA News) - Kabupaten Jembrana, Bali, menghasilkan sampah sampai tujuh ton setiap hari sehingga mobil pengangkut sampah harus beroperasi pagi dan sore hari untuk membawanya ke tempat pembuangan.
"Volume sampah terus meningkat setiap tahunnya. Ini harus dicarikan solusi, tidak hanya dengan menambah armada pengangkut dan tempat pembuangan, tapi bisa juga dengan mendirikan bank sampah," kata Bupati Jembrana I Putu Artha di Negara, Minggu.
Ia mengatakan, pembentukan bank-bank sampah akan mengurangi volume sampah dalam jumlah signifikan.
"Selain di sekolah, bank serupa juga harus dikembangkan di tiap desa. Sampah juga memiliki nilai ekonomis, asal tekun melakukan pemilahan," ujarnya.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Jembrana Wayan Darwin mengatakan instansinya sudah mendorong aparat desa membuat bank sampah.
"Kami sudah ajari untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Selain itu, kami imbau masyarakat tidak membuang sampah ke sungai. Kalau jauh dari bak penampungan milik pemkab, lebih baik dibakar atau diolah lagi," katanya.
Ia menambahkan, 13 unit mobil pun sudah disediakan untuk mengangkut sampah dan 27 kontainer sampah disediakan di lokasi dengan potensi volume sampah besar seperti pasar dan pemukiman padat penduduk di Jembrana.
Di samping itu, Pemerintah Kabupaten Jembrana berencana memfungsikan lagi Tempat Pembuang Akhir (TPA) di Desa Melaya, yang sempat digunakan tahun 1995-1998 namun kemudian ditutup karena protes dari warga sekitar yang terganggu dengan bau sampah TPA.
"TPA ini milik Pemkab, kami akan aktifkan lagi dengan mengubah sistem pengolahan agar baunya tidak menganggu warga sekitar," kata I Putu Artha.
Ia meminta instansi terkait melakukan sosialisasi kepada warga sebelum memfungsikan kembali TPA dan merekrut mereka sebagai tenaga kerja.
Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014