Beijing (ANTARA) - Demam belanja musim panas di China, yang ditandai dengan pertumbuhan konsumsi signifikan di sektor pariwisata, hiburan, dan olahraga, telah menunjukkan potensi ekspansi konsumsi jasa dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi negara itu secara keseluruhan.

Pada musim panas tahun ini, China menjadi tuan rumah bagi sekitar 37.000 acara budaya dan pariwisata yang mencakup lebih dari 4.000 kategori, yang mengakomodasi ketertarikan populer seperti tur malam hari, liburan musim panas, dan tamasya ramah keluarga, menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China.

Data dari penyedia layanan perjalanan daring Ctrip menunjukkan peningkatan yang stabil pada pasar pariwisata domestik China, dengan pencarian hotel dan tiket pesawat di internet meningkat lebih dari 20 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Pesanan untuk penyewaan mobil domestik juga meningkat lebih dari 40 persen (yoy), dan volume pemesanan dalam satu hari mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah di Ctrip dengan peningkatan sebesar 50 persen (yoy). Rata-rata biaya sewa mobil naik 20 persen dibandingkan angka yang tercatat pada musim panas tahun lalu.

Permintaan yang kuat untuk penyewaan mobil ini mencerminkan lonjakan perjalanan selama liburan musim panas, kata Song Zhen, Wakil Presiden Ctrip Group, seraya menambahkan bahwa pasar pariwisata self-driving juga semakin populer, terutama di China barat laut.

Pendapatan box office negara itu juga melejit pada musim panas ini, melampaui angka 10 miliar yuan (1 yuan = Rp2.165) atau sekitar 1,4 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.456) selama akhir pekan, menurut data platform penjualan tiket.

Pada musim panas tahun ini, konsumen China menjadi lebih tertarik membelanjakan uang mereka untuk aktivitas olahraga, yang kemungkinan besar dipicu oleh Olimpiade Paris yang baru saja berakhir.

Data dari platform e-commerce Meituan menunjukkan bahwa pada Juli, volume pencarian untuk aktivitas olahraga meningkat sekitar 180 persen dari Juni. Volume pemesanan untuk kategori bulu tangkis tumbuh sebesar 90 persen dari setahun sebelumnya, sedangkan volume pemesanan pembelian kelompok yang berkaitan dengan cabang olahraga tenis melonjak sebesar 172 persen.

Pedoman Dewan Negara China yang dikeluarkan di tengah teriknya musim panas telah menetapkan 20 tugas utama untuk mengembangkan konsumsi jasa, termasuk memanfaatkan potensi jasa seperti perhotelan, layanan rumah tangga, perawatan warga lanjut usia, dan pariwisata, mengembangkan jenis konsumsi dan skenario konsumsi baru, melonggarkan akses pasar, dan memberikan lebih banyak dukungan kebijakan untuk konsumsi jasa.

Para pakar menyatakan optimisme mereka terkait ekspansi konsumsi jasa di China, seraya menyebutkan bahwa permintaan untuk produk jasa seperti pendidikan, hiburan, pariwisata, dan budaya terus meningkat seiring China bergerak menuju fase pendapatan tinggi.

"Putaran berikutnya dari prioritas reformasi China, termasuk meningkatkan level pendapatan nasional dengan kebijakan distribusi yang wajar, melanjutkan proses urbanisasi, serta meningkatkan sistem asuransi sosial, pendidikan, dan medis, menjanjikan permintaan yang lebih besar untuk konsumsi jasa," ujar Zhu Min, mantan wakil direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF).

Data resmi menunjukkan bahwa pada paruh pertama tahun ini, penjualan retail jasa di China meningkat 7,5 persen dari setahun lalu, 4,3 poin persentase lebih tinggi dibandingkan penjualan barang, sementara konsumsi jasa menyumbang 45,6 persen dari belanja konsumen per kapita di negara itu.

Berdasarkan rapat penetapan prioritas China untuk paruh kedua 2024 yang diadakan pada akhir Juli lalu, konsumsi jasa akan menjadi pendorong utama dalam ekspansi dan peningkatan konsumsi.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024