Istana tidak mau berspekulasi lebih lanjut mengenai sosok "Raja Jawa" itu.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan/Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi menanggapi soal sosok "Raja Jawa" yang disebut oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia saat Munas Partai Golkar, Rabu (21/8).

Hasan mengatakan bahwa Istana tidak mau berspekulasi lebih lanjut mengenai sosok "Raja Jawa" itu.

"Itu 'kan pernyataan politik di partai politik," kata Hasan di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis.

Untuk itu, dia membiarkan masyarakat menafsirkan masing-masing soal sosok "Raja Jawa" tersebut.

"Silakan ditafsirkan masing-masing," ujar Hasan.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyinggung sosok "Raja Jawa" saat berpidato pemaparan visi dan misinya pada Musyawarah Nasional XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (21/8).

Menurut Bahlil, kader Golkar jangan sampai berani bermain-main dengan sosok yang disebutnya sebagai "Raja Jawa" karena bisa membawa celaka. Namun, dia tidak menjelaskan sosok raja yang dimaksud tersebut.

"Raja Jawa ini kalau kita main-main celaka kita. Saya mau kasih tahu saja jangan coba-coba main dengan barang ini. Waduh ngeri-ngeri sedap barang ini," katanya.

 Bahlil menyampaikan hal itu setelah mengajak kader Partai Golkar untuk lebih paten lagi dalam mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang sebagai keberlanjutan pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Baca juga: Bahlil singgung "Raja Jawa" saat berpidato pada Munas Partai Golkar
Baca juga: Megawati minta Bahlil kenalkan dirinya kepada "Raja Jawa"

Pewarta: Benardy Ferdiansyah, Mentari Dwi Gayati
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024