Kami coba meng-create dari inovasi anak-anak muda MRT Jakarta sehingga ini memberikan ruang bagi pemerintah untuk bisa mengalokasikan dana ke area vital lainnya
Jakarta (ANTARA) - PT MRT Jakarta (Perseroda) tak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) untuk pengembangan kawasan di sekitar stasiun MRT.

"Upaya-upaya yang berkaitan dengan pengembangan kawasan kami coba create melalui creative financing (skema pembiayaan kreatif) yang tidak menggunakan dana APBD dan atau APBN. Kami coba meng-create dari inovasi anak-anak muda MRT Jakarta sehingga ini memberikan ruang bagi pemerintah untuk bisa mengalokasikan dana ke area vital lainnya," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat dalam acara daring, Kamis.

Fase 1 MRT Jakarta dibangun dengan pendanaan yang didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Besaran dukungan pendanaan untuk membiayai proyek fase dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI ini sebesar 125 miliar yen, ekuivalen dengan Rp16 triliun.

Lalu, fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang melalui JICA.

PT MRT Jakarta, sambung Tuhiyat, mendapatkan mandat dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun kawasan-kawasan yang menjadi tumpuan konektivitas yakni antara moda transportasi dengan bangunan dan moda transportasi dengan ruang terbuka.

Adapun beberapa kawasan sudah dibenahi antara lain kawasan Dukuh Atas yang difasilitasi dengan jalur pedestrian atau jalur pejalan kaki dan jembatan supaya terkoneksi antara LRT dengan semua moda transportasi.

"Kemudian di Blok M kami benahi, membangun taman literasi. Di Lebak Bulus kami membangun lokasi parkir dan tumpangan (park and ride), menghubungkan juga stasiun Lebak Bulus dengan area bangunan sekitar. Ini dalam rangka untuk memudahkan publik menjangkau tujuannya," jelas Tuhiyat.

Tuhiyat mengatakan PT MRT Jakarta yang kini memasuki tahun keenam, terus melakukan perbaikan antara lain agar moda bisa tiba tepat waktu dan bekerja sama dengan seluruh penyedia layanan transportasi terutama di area selatan yang dekat dengan stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati.

"Untuk menjangkau para pelanggan atau kelompok pelanggan kami angkut menuju stasiun terdekat sehingga mereka bisa parkir di area sana, tidak masuk ke pusat kota," ujar dia.

Dia lalu membahas terkait jumlah penumpang per hari MRT saat ini yang sudah melebihi 100.000 penumpang. Capaian tersebut melampaui target Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yakni sebanyak 97.000 penumpang per hari.

Menurut Tuhiyat, capaian ini menandakan atau mengindikasikan semakin banyak masyarakat khususnya generasi milenial yang bergeser dari semula menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi umum.

"Kami melihat juga ada pergerakan dari generasi milenial yang sudah gandrung terhadap transportasi publik khususnya MRT Jakarta,"  kata dia.
Baca juga: MRT sebut progres pembangunan fase Bundaran HI-Kota capai 40 persen
Baca juga: Kemendikbud dekatkan warisan budaya dengan penguna transportasi umum
Baca juga: Sistem digitalisasi transportasi jawab tingginya mobilitas warga

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024