Kinerja transaksi modal dan finansial membaik di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengatakan transaksi modal dan finansial mencatat surplus 2,7 miliar dolar AS pada triwulan II-2024, dari sebelumnya defisit 1,6 miliar dolar AS pada triwulan I-2024.

"Kinerja transaksi modal dan finansial membaik di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Kamis.

Erwin menuturkan kinerja positif tersebut terutama ditopang oleh aliran masuk modal asing pada investasi portofolio di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Investasi langsung tetap membukukan surplus sejalan dengan optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga.

Investasi lainnya mencatat penurunan defisit dipengaruhi oleh penurunan investasi swasta pada beberapa instrumen finansial luar negeri, di tengah peningkatan pembayaran utang luar negeri swasta sesuai jadwal.

Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap mencatatkan surplus didukung oleh peningkatan aliran masuk modal asing baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.

Sebelumnya, pada kuartal II-2024, total investasi yang masuk sudah mencapai Rp428,4 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 22,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penyerapan tenaga kerja juga meningkat, dengan lebih dari 677.623 orang yang mendapatkan pekerjaan baru melalui berbagai proyek investasi.

Sementara, selama semester pertama 2024, total investasi telah mencapai Rp829,9 triliun atau 50,3 persen dari target tahunan. Angka itu memberikan optimisme bahwa target tahunan Rp1.650 triliun akan tercapai.

Baca juga: BEI: Fitur Market Order tingkatkan efisiensi transaksi di pasar modal
Baca juga: BI: Kinerja neraca pembayaran Indonesia triwulan II-2024 membaik
Baca juga: BI: Penguatan rupiah lebih tinggi dari mata uang Korea Selatan

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024