Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan sejumlah pengurus menyambangi Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, untuk membahas konsesi tambang hingga investasi di Ibu Kota Nusantara dengan Presiden Joko Widodo.

Gus Yahya, sapaan akrab Ketua Umum PBNU, bersama pengurus PBNU tiba di Istana sekitar pukul 10.20 WIB dan pertemuan dengan Presiden Jokowi dijadwalkan pukul 10.30 WIB.

"Kita mau bicara soal konsesi tambang dan investasi di IKN nanti," katanya.

Gus Yahya mengatakan pihaknya mengajukan pertemuan dengan Presiden Jokowi untuk membahas rencana PBNU berinvestasi di IKN.

Meskipun nilai investasi tersebut tidak terbilang besar, Gus Yahya mengatakan PBNU akan membangun fasilitas dan pendidikan keagamaan di IKN

"Rencana kami untuk berinvestasilah walaupun kecil di IKN nanti. Karena kami butuh untuk membangun kantor di sana, membangun fasilitas pendidikan dan keagamaan di sana," kata Gus Yahya.

Baca juga: Bahlil sebut PBNU sudah dapatkan izin usaha pertambangan

Dalam kesempatan sebelumnya, PBNU optimistis mampu mengelola amanat negara berupa izin pengelolaan pertambangan yang diberikan kepada organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan.

"Bendahara umum kami ini pengusaha tambang juga dan dia tentu tidak sendirian. Bukan hanya soal bahwa dia sendiri pengusaha tambang, tetapi sebagai pengusaha tambang, dia punya jaringan bisnis di antara komunitas pertambangan ini, sehingga saya kira akan ada ruang yang memadai bagi NU untuk membangun kapasitas usaha pertambangan ini," kata Gus Yahya.

Pihaknya juga sudah menyiapkan langkah-langkah khusus terkait pengelolaan tambang yang berpotensi memberikan dampak terhadap lingkungan.

Ia menyatakan PBNU memiliki kesadaran dan tanggung jawab moral terkait kesadaran akan lingkungan hidup dan kemaslahatan masyarakat umum.

Baca juga: Ketum PBNU apresiasi kerja sama dengan pemerintah di era Jokowi
Baca juga: Gus Yahya sebut permintaan maaf Jokowi tunjukkan pemimpin yang baik

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024