Beijing (ANTARA) - China memprotes rencana Uni Eropa untuk membuat aturan final pengenaan tarif hingga 36 persen terhadap mobil listrik (electric vehicle atau EV) buatan Tiongkok.

"Saya tegaskan bahwa penyelidikan (Uni Eropa atas mobil listrik buatan China) adalah tindakan proteksionis dan bermotif politik yang khas. Industri kendaraan listrik dan asosiasi bisnis China juga menyuarakan penolakan keras mereka," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Rabu (21/8).

Badan Eksekutif Uni Eropa (UE), Komisi Eropa, pada Selasa (20/8) menyatakan rencananya untuk mengenakan bea impor selama 5 tahun maksimum hingga 36 persen terhadap mobil listrik buatan (EV) China, kecuali jika negara tersebut dapat menawarkan solusi alternatif atas sengketa dagang terkait subsidi negara.

Rencana tersebut dilakukan sebagai hasil penyelidikan antisubsidi menemukan bahwa China dianggap secara tidak adil merugikan kompetitiornya asal Eropa. UE sebelumnya juga sudah memberlakukan tarif sementara yang tinggi terhadap EV dari China, yaitu bea saat ini ditambah 10 persen sejak 5 Juli 2024.

Tindakan UE itu, menurut Mao Ning, mengabaikan fakta, tidak menghormati aturan WTO, menentang tren sejarah, mengganggu proses transisi hijau UE dan upaya global untuk menanggapi perubahan iklim, serta akan merugikan UE sendiri maupun pihak lain.

"Kami mendesak UE untuk segera menghentikan tindakan yang keliru, berhenti mempolitisasi dan menjadikan isu ekonomi dan perdagangan sebagai senjata, menunjukkan ketulusan yang sesungguhnya, dan bekerja sama dengan China untuk mempercepat diskusi guna menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah," tambah Mao Ning,

Ia berharap diskusi China dan UE dapat menghindari meningkatnya ketegangan perdagangan dan merusak kepercayaan serta kerja sama antara China dan UE.

"China akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan kami," tegas Mao Ning.

Dalam draf pengenaan tarif impor dicantumkan tarif final untuk produsen utama China akan menjadi 17 persen untuk EV buatan BYD (sedikit diturunkan dari 17,4 persen), 19,3 persen untuk Geely (turun dari 19,9 persen) dan 36,3 persen untuk SAIC (turun dari 37,6 persen).

Produsen EV lain di China yang bekerja sama dengan UE akan dikenakan tarif sebesar 21,3 persen (sedikit naik dari 20,8 persen), sedangkan produsen yang tidak bekerja sama akan dikenakan bea maksimum sebesar 36,3 persen.

Tesla, yang memproduksi di China, meminta tarif tersendiri yang ditetapkan sebesar 9 persen, setelah UE menetapkan bahwa Tesla menerima subsidi lebih sedikit dari China dibandingkan dengan produsen domestik.

Komisi Eropa akan menjadikan draf tarif tersebut final, dengan syarat masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan sebelum akhir Agustus, dan persetujuan oleh negara-negara anggota UE paling lambat 30 Oktober 2024.

Komisi Eropa mengatakan bahwa UE terbuka untuk mencapai solusi alternatif yang efektif dan sesuai dengan aturan WTO, tapi China harus menawarkan alternatif tersebut.

UE telah meluncurkan berbagai penyelidikan terhadap subsidi China untuk panel surya, turbin angin, dan kereta api, sementara Beijing memulai penyelidikannya sendiri terhadap impor brendi dan babi dari Eropa.

Baca juga: Eropa kemungkinan bakal kurangi tarif impor EV VW & BMW dari China
Baca juga: Layanan peti kemas khusus tingkatkan efisiensi kargo China-Eropa

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024