Sacramento (ANTARA) - Dalam beberapa pekan terakhir, terjadi lonjakan signifikan infeksi COVID-19 di seluruh Amerika Serikat (AS), terutama disebabkan oleh munculnya varian baru dan diperburuk oleh cuaca musim panas yang terik.

Tingkat aktivitas virus tersebut dalam air limbah mencapai titik tertinggi sejak Juli 2022, menurut tabel petunjuk air limbah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.

Metode pelacakan ini, yang memberikan gambaran penyebaran virus secara lebih komprehensif dibandingkan metode pengujian konvensional, menunjukkan bahwa secara nasional, tingkat aktivitas virus air limbah untuk COVID-19 saat ini "sangat tinggi", menurut laporan pemantauan terbaru CDC AS pada 15 Agustus.

Situasinya sangat buruk di Amerika Serikat Barat (Western United States), yang telah diidentifikasi memiliki "tingkat aktivitas virus air limbah tertinggi" untuk COVID-19, menurut CDC AS.

CDC juga melaporkan peningkatan kunjungan ruang gawat darurat dan rawat inap akibat infeksi COVID-19 di seluruh negeri.

Pada Mei, tingkat rawat inap berada di angka sekitar satu orang per 100.000 orang. Namun, pada 3 Agustus, angka tersebut terus meningkat menjadi 4,2 per 100.000, menurut sistem pengawasan CDC AS, yang mencakup lebih dari 300 rumah sakit perawatan akut di 13 negara bagian di AS.

Lonjakan saat ini melampaui puncak infeksi musim panas lalu dan angkanya terus meningkat. Hal ini diakibatkan oleh suhu panas ekstrem yang memaksa orang untuk tetap berada di dalam ruangan, tempat virus menyebar lebih mudah, dan karena banyak tindakan pencegahan telah diabaikan.

California dan Arizona menjadi fokus utama perhatian dalam lonjakan infeksi musim panas ini. Kedua negara bagian itu mengalami peningkatan substansial dalam tingkat infeksi. Di California, data dari 43 lokasi pelaporan air limbah menunjukkan bahwa tingkat COVID-19 tinggi, sebanding dengan puncak lonjakan infeksi musim dingin pada awal tahun ini.

Situasi di Arizona sama mengkhawatirkannya, dengan laporan terbaru AZ Mirror menunjukkan bahwa varian KP.3 telah menjadi galur (strain) dominan, yang mencakup lebih dari 50 persen dari semua kasus positif di negara bagian tersebut.
 
Orang-orang yang memakai masker menunggu di klinik vaksin COVID-19 di Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada 5 Agustus 2022. ANTARA/Xinhua

 Pakar kesehatan masyarakat mengaitkan lonjakan terbaru ini dengan sekelompok subvarian FLiRT, yang terbukti menjadi strain paling menular sejak pandemi mulai menyebar pada 2020

Strain FLiRT ini, subvarian Omicron, menyumbang sebagian besar kasus COVID-19 di AS pada awal Juli, menurut laporan terbaru Yale Medicine.

Salah satu subvarian FLiRT yang dominan, KP.3.1.1, menunjukkan peningkatan penularan dibandingkan pendahulunya. Data CDC AS menunjukkan bahwa varian ini menyebabkan 27,8 persen infeksi di negara tersebut, naik dari 14,4 persen hanya dalam periode dua pekan.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap lonjakan tersebut termasuk peningkatan mobilitas manusia selama bulan-bulan musim panas dan cuaca panas. Khususnya, negara-negara bagian di Amerika Serikat Barat sedang bergulat dengan apa yang para ahli sebut sebagai "lonjakan musim panas" dalam kasus COVID-19.

Lonjakan tersebut didorong oleh suhu tinggi yang memecahkan rekor tahun ini dan peningkatan penggunaan AC, yang mengurangi kelembaban udara sehingga memfasilitasi penyebaran virus tersebut. Suhu tinggi membuat orang-orang berdiam di dalam ruangan, tempat virus menyebar lebih cepat, yang berkontribusi signifikan terhadap lonjakan kasus musim panas di wilayah-wilayah yang dilanda panas ekstrem.

Sebuah laporan dari Universitas Johns Hopkins pada 7 Agustus menyoroti bahwa setiap musim panas sejak 2020 terjadi peningkatan kasus COVID-19 pada Juli dan Agustus. Cuaca panas, yang dikombinasikan dengan pola perilaku manusia dan virus yang mudah bermutasi, menciptakan "resep sempurna" untuk puncak COVID-19 pada musim panas, katanya.

Saat AS mengalami peningkatan kasus COVID-19, tahun ajaran yang akan segera dimulai berpotensi terus memicu lonjakan kasus pada musim panas. Hal ini menghadirkan tantangan signifikan bagi pejabat kesehatan masyarakat dan administrator sekolah.

Merespons lonjakan tersebut, CDC AS merekomendasikan agar setiap orang yang berusia di atas enam bulan mendapatkan vaksin booster COVID-19 terbaru, yang diperkirakan akan tersedia dalam beberapa pekan mendatang. Namun, efektivitas vaksin saat ini terhadap varian KP.3 masih belum pasti.

Temuan-temuan awal menunjukkan bahwa varian ini, seperti kerabatnya KP.2, menunjukkan beberapa resistansi terhadap antibodi yang dihasilkan oleh beberapa vaksin COVID-19 terkini.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024