Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 143 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Angka itu memiliki penjelasan kategori tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Sedangkan kualitas udara kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
Kemudian, kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.
Baca juga: Luhut: Pabrik sekitar Jakarta bakal dipasangi sensor deteksi jenis gas
Baca juga: Luhut: Pabrik sekitar Jakarta bakal dipasangi sensor deteksi jenis gas
Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.
Kemudian, kota dengan kualitas udara terburuk pertama yakni Kinshasa, Kongo di angka 165 dan urutan kedua Kuwait City, Kuwait di angka 153.
Urutan keempat Chengdu, Cina di angka 127, urutan kelima Cairo City, Mesir di angka 122 dan urutan keenam Kampala, Uganda di angka 116.
Urutan ketujuh Dhaka, Bangladesh di angka 113, urutan kedelapan Lahore, Pakistan di angka 111, urutan kesembilan Sao Paulo, Brazil di angka 102, dan urutan kesepuluh Riyadh, Arab Saudi di angka 97.
Baca juga: DKI perlu 71 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara
Baca juga: DKI perlu 71 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara
Oleh karena itu, situs itu menyarankan agar masyarakat untuk memakai masker saat keluar rumah, perlu mengurangi aktivitas di luar ruangan, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor dan bila ada untuk menyalakan penyaring udara.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI menambah dua mobil kabut air (watermist) sebagai salah satu upaya untuk menekan polusi udara di Jakarta pada 2024.
Kemudian, DLH DKI Jakarta juga mendapatkan sokongan dana dari Clean Air Fund melalui program "Breathe Jakarta" untuk meningkatkan kualitas udara.
Tak hanya itu, pemerintah menyebut sedikitnya 13 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara telah masuk dalam daftar untuk pensiun dini atau diakhiri masa pengoperasian lebih cepat karena tingginya emisi yang dihasilkan.
Dari 13 PLTU itu, antara lain PLTU Suralaya. Ketiga belas unit ini menghasilkan total emisi sekitar 48 juta atau lebih.
Baca juga: Yuk bermasker, udara Jakarta Rabu pagi tidak sehat lagi
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024