"Piagam MURI Nomor 6423/R.MURI/IV/2014 itu sebenarnya bukan target kami, tapi kami berpikir untuk membantu korban erupsi Kelud, lalu kami menemukan jawaban dengan membuat lukisan untuk MURI," kata Ketua UKKI Ubaya Satrio Ayom Santoso di Surabaya, Sabtu.
Ditemui di sela-sela membentangkan lukisan dari teh celup berukuran 17x7 meterpersegi di Gedung Perpustakaan Ubaya, ia menjelaskan lukisan itu dibuat selama 24 jam pada 30 Maret lalu dengan melibatkan 42 mahasiswa.
"Awalnya, kami berkoordinasi dengan pihak MURI tentang rencana kami itu, ternyata lukisan yang pernah ada dengan limbah teh, sedangkan kami dengan teh celup. Kami menghabiskan 100 pak teh celup yang setiap pak berisi lima bungkus teh celup," katanya.
Selanjutnya, pihaknya membuat sketsa lukisan yang menggambarkan gunung dan di bawahnya ada orang sedang bersujud. "Kalau proses keseluruhan, kami membutuhkan waktu lima hari untuk menjahit, membuat sketsa, dan pewarnaan. Kalau melukis saja cuma sehari," katanya.
Ditanya makna dari lukisan yang dibuat, ia mengatakan hal itu untuk ungkapan bahwa manusia harus selalu banyak bersujud agar terhindar dari musibah, tapi kalau tertimpa musibah juga harus bersabar atas ujian yang diterima dari Tuhan.
"Untuk membantu korban Kelud itu, kami melelang lukisan itu sejak dibentangkan di depan Gedung Perpustakaan. Kami buka harga Rp2 juta, tapi kami akan melihat perkembangan dalam 1-2 hari," katanya sambil menyebut biaya yang sudah dikeluarkan UKKI hingga Rp9 juta.
Hasilnya, kata mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Ubaya itu, akan disumbangkan kepada korban erupsi Kelud yang saat ini masih melakukan proses pemulihan pasca-bencana.
Ia menambahkan pemecahan rekor MURI itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan "Edual (Education and Social) Event 2014" yang juga dimeriahkan dengan tayang-bincang (talkshow) bersama Neno Warisman (5/4).
"Kegiatan tahunan UKKI itu juga dimeriahkan dengan tayang-bicang bersama penulis buku best seller Darwis Tere Liye (6/4), bakti sosial, pameran buku, lomba fotografi, dan sebagainya," katanya.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014