Jakarta (ANTARA News) - OCBC Bank (perusahaan Singapura) akan mengakuisisi sejumlah bank-bank kecil di Indonesia melalui Bank NISP, setelah kepemilikan saham OCBC Bank di Bank NISP bertambah. Direktur PT Bank NISP, Muliadi Hardja kepada pers usai kerjasama dengan perusahaan asuransi mengenai program "Bancassurance Month", di Jakarta, Kamis, mengatakan, bank-bank kecil yang akan diakuisisi saat ini sudah ada. Namun, lanjutnya, proses akuisisi ini tidak mudah dan harus melihat berbagai ketentuan yang ada serta kinerja bank tersebut. Ia mengatakan, OCBC Bank akan terus meningkatkan kepemilikan saham di Bank NISP Tbk, karena bisnis yang digelutinya sangat potensial untuk digarap lebih jauh apalagi pasarnya memang sangat besar. "Bank asing yang memiliki aset 136 miliar dolar AS saat ini sebagai pemegang saham pengendali yang telah menguasai 72,29 persen saham di Bank NISP," katanya. Ditanya mengenai peran perbankan terhadap program infrastruktur pemerintah, Muliadi Hardja mengatakan, perbankan siap memberikan dukungan terhadap program pembangunan infrastruktur, apalagi pemerintah menginginkan program itu bisa berjalan dengan cepat. Namun program pembangunan infrastruktur harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak salah karena selain memerlukan dana yang besar juga proses pelaksanaannya memakan waktu yang lama, katanya. Meski demikian, lanjutnya, ada faktor lainnya yang juga bisa dilakukan oleh perbankan yakni melalui sindikasi pinjaman, sehingga resiko yang dihadapi relatif kecil karena dipikul bersama. Ia mengatakan, perbankan saat ini cenderung menempatkan dananya di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) lebih besar selain tetap memberikan kredit kepada dunia usaha, meski penyaluran kredit ke sektor tersebut agak berkurang. Hal ini disebabkan pelaku usaha cenderung masih hati-hati mengambil kredit baru, mengingat masih tingginya tingkat suku bunga, meski perbankan sudah menurunkan tingkat suku bunga pinjaman. Selain itu, menjelang puasa dan lebaran kegiatan bisnis agak melambat, karena permintaan kredit dari nasabah agak berkurang. Karena itu pemerintah harus mempercepat dan meningkatkan belanja negara ke sektor yang produktif sehingga pertumbuhan ekonomi nasional makin berkembang dan perbankan makin giat mengucurkan dananya sehingga fungsi intermediasi perbankan meningkat, demikian Muliadi Hardja.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006