Semarang (ANTARA News) - Presiden RI periode 1999-2001, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menilai bahwa sejumlah umat Islam terlalu emosional menyikapi pernyataan Paus Benediktus XVI saat menyampaikan pidato di kampus Universitas Regensburg, Jerman, pada Selasa (12/9)."Pernyataan Paus kok diributkan. Tidak ada apa-apa gitu kok. Orang Islam saja yang terlalu emosional," katanya di Semarang, Kamis, di sela-sela Seminar Peran Pemuda dan Tokoh Agama Dalam memelihara Persatuan dan Kesatuan NKRI, di Balai Diklat Srondol, Semarang, Kamis.Menurut dia, Paus hanya menyitir apa yang diucapkan atau pernyataan Kaisar Bizantium, Manuel II Palaiologos (1341-1391), saat berdialog dengan seorang Persia terpelajar."Dia hanya ingin menyitir apa yang diucapkan seorang Kaisar Bizantium. Tapi, sebenarnya pendapatnya tidak seperti itu," katanya.Gus Dur menegaskan, umat Islam tidak perlu emosional, apalagi Pemimpin Tahta Suci Umat Katolik itu telah menyesal dan meminta maaf."Permintaan maaf Paus sudah cukup. Bahkan, lebih dari cukup," kata Gus Dur.Kontroversi dan reaksi atas pernyataan Paus Benediktus XVI muncul menyusul pernyataannya saat menelaah perbedaan Islam dan Nasrani secara historis dan filosofis, serta hubungan kekerasan dengan agama dalam kuliah umum di Universitas Regensburg, Bavaria, Jerman.Paus Benediktus XVI kemudian secara implisit menyebutkan keterkaitan Islam dengan kekerasan, khususnya dengan jihad atau perang suci.Lantas, Paus mengutip pernyataan Kaisar Bizantium, Manuel II Palaiologos (1341-1391), saat berdialog dengan seorang Persia terpelajar yang menyatakan bahwa inovasi yang diperkenalkan oleh Nabi Muhammad adalah kejahatan dan tidak berperikemanusian."Tunjukkan kepadaku ajaran baru yang dibawa Muhammad, dan anda bakal menemukan kejahatan dan perbuatan yang tidak berperikemanusiaan, sebagaimana perintahnya menyebarkan ajaran itu dengan pedang," kata Paus mengutip sang Kaisar.Kaisar Manuel II menyatakan hal itu di saat sedang gusar akibat kekaisarannya mulai melemah di tengah menguatnya gelombang Islam melalui Usmaniah (Ottoman) mengusai sebagian besar wilayah kekuasaan Kristen Romawi Timur, Bizantium (kini Turki). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006