Badung, Bali (ANTARA) - Perusahaan blockchain internasional, Internet Computer (ICP) mengembangkan teknologi dinamakan "Utopia" yang dapat memitigasi risiko peretasan data guna mendukung keamanan siber.

“Utopia itu sesuatu yang baru kami rilis, itu sama dengan teknologi komputer internet. Kami kembangkan sekitar enam bulan lalu,” kata Pendiri ICP Dominic Williams di sela forum Chain Fusion di Canggu, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Pihaknya dalam tahap pembicaraan dengan pemerintah termasuk di Indonesia untuk menjajaki peluang pengembangan teknologi blockchain tersebut yang memiliki sistem desentralisasi.

Baca juga: PANDI kembangkan IDCHAIN untuk identitas digital terdesentralisasi

Baca juga: Bali Blockchain Summit bahas penguatan infrastruktur digital Indonesia


Sistem itu berbeda dengan sistem secara sentralisasi atau terpusat di satu titik yang banyak berlaku saat ini sehingga peluang diretas terbuka besar dan berpotensi mengganggu keamanan siber.

Dengan utopia, lanjut dia, suatu negara memiliki penyimpanan (cloud) yang berdaulat di negaranya sendiri.

“Utopia ini akan dibangun di dalam cloud yang adanya di Indonesia sendiri misalnya. Biasanya jika dibantu asing, cloud ada di mereka. Ini dibangun di Indonesia sendiri,” imbuh Chief Scientist di Dfinity Foundation yang membawahi ICP itu.

Sementara itu, untuk mengenalkan teknologi blockchain, kecerdasan buatan (AI) hingga wirausaha bidang teknologi informasi, pihaknya menggandeng 75 universitas dan 75 sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia.

Program belajar gratis soal blockchain itu dilakukan sejak akhir 2023 dan para pesertanya juga mendapatkan sertifikat digital (NFT).

Salah satu universitas yang diajak berkolaborasi perusahaan blockchain itu yakni Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta yang rencananya membangun kajian dan pusat pelatihan blockchain diluncurkan pada September 2024.

Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita Pudjibudojo mengungkapkan pengembangan blockchain dilakukan karena kampusnya berorientasi masa depan sehingga membutuhkan keterampilan yang perlu banyak diajarkan.

Ada pun salah satu pemanfaatan teknologi itu di kampusnya yakni pembuatan ijazah.

“Sistem (blockchain) sudah mulai untuk ijazah. Kami ingin sistem manajemen pembelajaran itu aplikasinya dibangun di atas blockchain tapi masih proses,” katanya.

Selain di kalangan kampus, teknologi berbasis blockchain termasuk di antaranya generasi ketiga dari evolusi web atau Web3, juga dikembangkan pelaku usaha bersama ICP misalnya dalam penerbitan tiket wahana hiburan dan perusahaan basis teknologi yang menjalankan augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan artificial intelligence (AI).

Baca juga: Bappenas nilai pemanfaatan blockchain dapat berantas mafia tanah

Baca juga: Indodax: Blockchain jadi teknologi di sektor ekonomi masa depan

Baca juga: Bittime gandeng UPH dan Bappebti gelar edukasi blockchain ke anak muda

 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024