Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah sebesar 57 poin menjadi Rp11.353 dibanding sebelumnya Rp11.296 per dolar AS.
"Dolar AS cenderung menguat terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah menjelang pengumuman data pengangguran Amerika Serikat yang diekspektasikan membaik," ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan bahwa jumlah pengangguran di AS akan berkurang menyusul kegiatan manufaktur di Amerika Serikat meningkat sehinga memicu optimisme pertumbuhan ekonominya.
"Melihat kondisi itu diperkirakan tapering off bisa dilakukan secara agresif oleh the Fed," kata dia.
Di sisi lain, Rully Nova menambahkan bahwa sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri juga cenderung mengambil posisi menunggu hasil Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) pada 9 April mendatang.
Kendati demikian, lanjut dia, sentimen domestik yang masih cukup positif seperti inflasi stabil serta tren surplus pada neraca perdagangan Indonesia menahan tekanan mata uang rupiah lebih dalam.
"Ada faktor domestik yang menahan tekanan mata uang rupiah terhadap dolar AS," ucapnya.
Ia mengemukakan bahwa secara fundamental pergerakan mata uang rupiah pada pekan depan di kisaran Rp11.300--Rp11.400 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (4/4), tercatat mata uang rupiah tidak berubah nilainya atau stagnan di posisi Rp11.310 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014