Kami memperkirakan pertumbuhan pesat kawasan industri di 13 kawasan industri di wilayah Rebana
Majalengka (ANTARA) -
Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Rebana Bernardus Djonoputro menyebutkan bahwa wilayah aglomerasi Rebana Metropolitan, yang mencakup tujuh kota/kabupaten di Jawa Barat, menjadi penggerak ekonomi baru di sektor industri untuk provinsi tersebut.
 
"Kawasan Rebana meliputi wilayah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang serta Kabupaten Sumedang merupakan kutub pertemuan baru untuk ekonomi di Jabar," ujar Bernardus di Majalengka, Jawa Barat, Rabu.
 
Ia menjelaskan dari 13 kawasan industri seluas 43 ribu hektare yang sedang dikembangkan di Rebana Metropolitan, tujuh di antaranya telah menunjukkan kemajuan signifikan terutama di daerah Cipali Timur dan Kertajati-Jatitujuh dalam dua tahun terakhir.
 
Menurut dia, kegiatan investasi di kawasan ini juga sudah berjalan dengan baik dan diperkirakan bisa meningkat dalam beberapa tahun mendatang.
 
Berdasarkan pendataan terbaru pada 2024, pihaknya mencatat realisasi investasi di Rebana Metropolitan meningkat sekitar 8,5 persen dibandingkan tahun 2023.

Baca juga: BP Cekban-Rebana diminta fokus pada transportasi dan pelayanan publik

Baca juga: Pemkot Cirebon: Kawasan Rebana berdampak positif untuk pariwisata

 
Selain itu, ia mengatakan kalau pertumbuhan ekonomi kawasan ini sudah berada pada angka 5,8 persen dan capaian tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan.
 
"Kami memperkirakan pertumbuhan pesat kawasan industri di 13 kawasan industri di wilayah Rebana. Dengan rata-rata luas 200 hektare per kawasan, diperkirakan bisa menciptakan 40 ribu lapangan kerja baru,” ujarnya.
 
Bernardus menyampaikan pengembangan kawasan industri di wilayah tersebut bisa dipercepat karena ditunjang dengan adanya infrastruktur seperti Bandara Kertajati dan Pelabuhan Patimban, yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional sesuai Perpres 87/2021.
 
Selain itu, ia mengungkapkan kawasan industri tersebut hanya menempati sekitar 5 persen dari total luas lahan di Rebana, sehingga sisanya dapat dialokasikan untuk ruang terbuka hijau (RTH) dan kebutuhan lainnya guna menjaga kelayakan hunian di kawasan tersebut.
 
Dia menambahkan setiap pemerintah daerah di kawasan ini berperan sebagai Dewan Pengawas Badan Pengelola Kawasan Rebana, agar pengembangan lokasi industri bisa terlaksana dengan baik.
 
"Kawasan Rebana ini kami upayakan menjadi pusat pertumbuhan baru yang inklusif, dengan hunian terpadu yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja,” ucap dia.

Baca juga: Menparekraf dukung ekonomi Kawasan Rebana lewat pengembangan wisata

Baca juga: Bupati: Cirebon diproyeksikan jadi daerah industri di Kawasan Rebana

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024