Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdulah mengatakan, turun tidaknya suku bunga BI (BI rate) tergantung inflasi pada bulan September.
"Bulan depan BI rate turun atau tidak, sangat tergantung pada bagaimana bacaan dan laporan kita tentang perkembangan inflasi di bulan September," kata Burhanuddin usai diskusi "Platform Ekonomi dan Keuangan Indonesia Menuju 2025".
Burhan mengatakan hal tersebut menanggapi pengaruh kudeta militer di Thailand serta bank sentral AS, The Fed, yang tidak menaikkan suku bunganya.
Pada Rabu (21/9), nilai tukar rupiah dan harga saham di Bursa Efek Jakarta menurun karena terpengaruh situasi di Thailand. Sementara itu pada Rabu (Kamis pagi WIB) The Fed memutuskan untuk membiarkan tingkat suku bunga fed fund pada 5,25 persen.
Burhanuddin mengatakan, jika setelah melihat angka inflasi September dan target inflasi 2007 ada ruang untuk menurunkan suku bunga maka tentu semua pihak akan sepakat untuk menurunkan BI rate.
Namun, katanya, angka inflasi terakhir akan didiskusikan pada rapat dewan gubernur BI pada pekan pertama Oktober.
Dalam menentukan suku bunga, BI akan melihat laporan inflasi dari Badan Pusat Statistik serta laporan dari cabang-cabang BI di seluruh Indonesia.
Rapat Dewan Gubernur BI pada 5 Agustus lalu memutuskan menurunkan BI Rate sebesar 50 basis poin dari 11,75 persen menjadi 11,25 persen.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006