Sikap TNI jelas, pertaruhkan segalanya untuk jaga keamanan negeri ini. Kalau situasi ini dalam kondisi kami kalkulasi bahayakan negara Panglima TNI berdiri paling depan.
Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiagakan 30 ribu personil untuk mengamankan pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung 9 April dan 9 Juli 2014 di seluruh Indonesia.
"Personil yang sudah siaga 30 ribu prajurit. Tetapi ada pasukan yang stand by di asrama," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, saat acara Coffee Morning di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.
Moeldoko mengaku dirinya telah mengirimkan surat perintah siaga sejak 4 April 2014 hingga waktu yang ditentukan untuk pengamanan pemilu. Sifat personil siaga di sini artinya, baru akan bergerak jika diminta oleh pihak kepolisian.
"Jika polisi meminta, saat itu juga akan bergerak," tuturnya seraya mengatakan terdapat low intensity conflict, medium intensity conflict, dan high intensity conflict.
Moeldoko menyebutkan, untuk masalah konflik yang rendah hingga konflik medium, masih dipegang oleh Polri untuk mengamankan.Tapi kalau sudah intensitas konflik yang tinggi, maka TNI pasti atas dasar kalkulasi itu akan dikerahkan.
"Sikap TNI jelas, pertaruhkan segalanya untuk jaga keamanan negeri ini. Kalau situasi ini dalam kondisi kami kalkulasi bahayakan negara Panglima TNI berdiri paling depan," tegas Moeldoko.
Ia menambahkan, TNI juga akan ikut membantu mengamankan para capres. Pengamanan para capres ini menjadi perhatian serius presiden.
"Secara hukum, TNI hanya mengamankan presiden dan mantan presiden dan wakil presiden. TNI secara hukum belum punya tugas mengamankan capres. Tapi bukan tidak mau tahu, pengamanan sudah kita lakukan," ujar Moeldoko tanpa menjelaskan lebih lanjut pengamanan seperti apa yang telah dilakukannya. (*)
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014