Jakarta (ANTARA) - Direktur Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Ferry Kono mengatakan, lembaga yang dipimpinnya idealnya dimaksimalkan untuk semakin menggalakkan industri olahraga nasional.

"LPDUK mengelola semua pemasukan olahraga yang berkaitan dengan anggaran pemerintah. Itu yang akan dialirkan kembali ke dunia olahraga," ujar Ferry dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu.

Dengan begitu, dia melanjutkan, pemerintah berharap industri keolahragaan Indonesia dapat berjalan.

Untuk itulah, Ferry menegaskan bahwa LPDUK Kemenpora senantiasa mengajak seluruh pemangku kepentingan olahraga Indonesia khususnya federasi agar rutin membuat kegiatan-kegiatan berskala besar yang menarik minat publik.

LPDUK sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Kemenpora pun aktif menyelenggarakan acara serupa. Terkini, mereka menggelar "Fun Volley Ball" di Indonesia Arena, Jakarta, pada 20 April 2024 yang mempertemukan bintang-bintang voli Indonesia dan klub voli Korea Selatan Jung Kwan Jang RedSparks.

Bukan cuma itu, kegiatan tersebut juga menampilkan pertandingan hiburan dari para selebritas. Total, aktivitas yang memadukan olahraga dan hiburan itu dihadiri langsung oleh 14 ribu penonton dan ditonton ribuan orang lainnya dari tayangan daring.

"Kami sekaligus ingin menjalankan fungsi edukasi demi menghasilkan para pemasar (marketer) olahraga karena itu memang kelemahan kita," kata Ferry.

Terkait hal itu, dalam kesempatan yang sama, Ketua Harian Asosiasi Lari Trail Indonesia (ALTI) yang juga anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan mengakui bahwa Indonesia memang masih kekurangan para pemasar olahraga.

Padahal, Farhan menyebut Indonesia tidak kekurangan banyak acara olahraga. Pada ajang lari trail, misalnya, terdapat beragam agenda berlevel nasional dan internasional di banyak provinsi seperti Bali Ultra Trail di Bali, Pongok Trail Run di Bangka Selatan, Asia Trail Master di Jawa Tengah, Bukit Lawang Orang Utan Trail Run di Sumatra Utara dan lain-lain.

"'Event' kita tidak kurang, yang kurang pemasarnya. Padahal itu penting untuk mendatangkan lebih banyak sponsor," tutur Farhan.

Pengurus Kamar Dagang Industri (Kadin) bidang Komite Olahraga Prioritas Muhammad Maulana menyatakan bahwa itu sponsor merupakan kontribusi swasta untuk memajukan industri olahraga nasional.

Oleh sebab itu, Maulana menyebut pemerintah dan swasta, serta masyarakat, untuk bahu membahu mendongkrak industri tersebut.

"Sponsor selalu melihat peluang bisnisnya. Contoh dari penontonnya berapa, harus mengeluarkan anggaran berapa dan lain-lain. Di Piala Dunia 2022 Qatar, 29 persen dari pemasukannya berasal dari sponsor. Keterlibatan masyarakat pun diperlukan supaya sponsor berdatangan," tutur dia.


Baca juga: Menpora ingin fungsi LPDUK aktif bantu kegiatan kepemudaan

Baca juga: LPDUK dan PB PON Aceh jalin kerja sama pengelolaan dana komersial

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024