Ambon (ANTARA) - Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon Maluku bersama Yayasan Samudera Indonesia Timur (SIT) melakukan kerja sama untuk mengembangkan budidaya komoditas rumput laut di kawasan Indonesia timur.

"Unpatti memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dan Maluku memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah di bidang kelautan terutama rumput laut. Kerja sama ini untuk meningkatkan kemampuan riset dan laboratorium di Unpatti," kata Rektor Unpatti Prof Freddy Leiwakabessy di Ambon, Rabu.

Berkaitan dengan pengembangan dan budidaya rumput laut itu maka kedua belah pihak sepakat untuk menandatangani nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama.

Kepada awak media Freddy Leiwakabessy mengatakan yayasan ini menjadi satu-satunya yang bersedia untuk berkolaborasi bersama Unpatti membangun laboratorium khusus terkait penelitian tentang rumput laut.

"Aksi nyata dari penandatanganan nota kesepahaman ini adalah pembangunan laboratorium di Unpatti untuk meneliti, mengelola dan membudidayakan rumput laut bagi kepentingan budidaya di Maluku," ucapnya.

Dikatakan Freddy upaya pengembangan rumput laut di Maluku dapat menghasilkan beragam produk yang memiliki nilai jual tinggi.

"Melalui riset yang baik dan berkualitas, tentu bisa dipakai benih dari rumput laut oleh petani rumput laut atau nelayan rumput laut untuk dibudidayakan," katanya menjelaskan.

Di samping itu kata dia melalui riset riset yang diadakan maka para petani rumput laut dapat melakukan mitigasi perubahan lingkungan yang begitu cepat dan adaptasi terhadap lingkungan yang ada.

"Kami berharap ini menjadi titik awal untuk Unpatti menjadi pusat riset dari sumberdaya alam yang melimpah di Maluku," tuturnya.

Senada dengan rektor, Ketua Yayasan Samudera Indonesia Timur Neli Marinda Situmorang mengatakan sebagai kampus yang berada di wilayah kepulauan Unpatti memiliki potensi besar untuk mengembangkan riset dari laboratorium terkait dengan rumput laut.

"Kita sama-sama tahu bahwa keberadaan Unpatti itu adalah kampus yang terkenal dengan fokus kelautan di kawasan Indonesia timur. Potensi inilah yang kami dorong untuk dikembangkan, baik dari sisi SDM maupun potensinya," ujarnya.

Berkaitan dengan hal itu kata dia dalam pengembangan rumput laut yang akan dilakukan tentunya tak melepaskan aspek analisis dampak lingkungan. Sehingga pada perjalanannya, laboratorium penelitian rumput laut dapat mengedukasi pelaku budidaya rumput laut untuk bisa membudidayakan komoditas itu dengan ramah lingkungan

"Karena keberlanjutan SDA yang kita miliki ini bergantung pada bagaimana kita menjaganya," ucapnya.

Baca juga: KKP memacu produktivitas budi daya rumput laut di pulau terluar
Baca juga: KKP sediakan bibit dukung pengembangan rumput laut di NTT
Baca juga: Unpatti Maluku terima 19 mahasiswa Australia magang bidang kemaritiman

 

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024