Melalui pencitraan Street View baru ini, masyarakat dunia dapat menjelajahi pura-pura bersejarah di Angkor secara virtual: merasakan langsung lokasi, bangunan, dan ukiran melalui pencitraan digital 360-derajat.

Jakarta (ANTARA News) - Google meluncurkan pencitraan Street View dari situs ikonis Angkor di Google Maps dan Google Cultural Institute didukung Kementrian Pariwisata Kamboja dan APSARA National Authority (ANA).

Melalui pencitraan Street View baru ini, masyarakat dunia dapat menjelajahi pura-pura bersejarah di Angkor secara virtual: merasakan langsung lokasi, bangunan, dan ukiran melalui pencitraan digital 360-derajat, kata Google dalam siaran pers, Kamis (3/4).

Kekayaan sejarah dan warisan budaya Angkor juga dapat dijelajahi melalui galeri online yang tersedia di Google Cultural Institute.

Google menggunakan semua alat yang tersedia untuk melengkapi koleksi pencitraan Street View tersebut -- mobil-mobil untuk dikendarai di sekitar lokasi, Street View Trekker untuk mendaki kompleks tersebut, dan tripod untuk memotret sisi interior candi-candi di Angkor.

Dengan lebih dari 90.000 foto panorama pencitraan baru tersebut, koleksi ini merupakan salah satu proyek digital rendering situs warisan budaya dunia terbesar yang pernah dilakukan Street View sampai saat ini.

Manik Gupta, Group Product Manager Google Maps berkata, “Kami berharap masyarakat di Kamboja dan di seluruh dunia dapat merasakan kekayaan budaya dan arkeologis Kamboja ini dalam cara yang baru. Street View dapat membantu Anda menjelajahi kekayaan warisan budaya Angkor secara virtual, baik untuk mengunjungi situs ikonis seperti Pura Bayon (Bayon Temple) menjelang Tahun Baru Khmer ataupun mempelajari Pertempuran Lanka dari kisah Ramayana melalui relief yang terukir di Angkor Wat.”

Pencitraan tersebut juga akan tersedia di World Wonders Project di Google Cultural Institute, di mana para pengguna dapat memperbesar detail pada ukiran-ukiran artistik terkenal, seperti Churning of the Sea of Milk, atau Battle of Kurukshetra.

Para pecinta seni dapat mengagumi lebih dari 300 karya seni tentang Angkor di Cultural Institute, seperti karya fotografi hitam-putih pura dari tahun 1940an, juga karya rendering para seniman yang mengangkat tema kehidupan di Angkor pada abad pertengahan.

Direktur Google Cultural Institute Amit Sood mengatakan, “Misi Cultural Institute adalah untuk menjadikan warisan budaya dunia mudah diakses bagi audience global dan melindunginya secara digital untuk generasi-generasi mendatang. Dengan menampilkan pencitraan Angkor --simbol paling ikonis Kamboja secara online, kami ingin mengundang lebih banyak orang di seluruh dunia untuk mengetahui lebih jauh tentang pesona budaya dan seni Khmer.”

Street View merupakan fitur Google Maps yang memungkinkan orang untuk menjelajahi dan menavigasi suatu daerah langsung dari peta tersebut melalui gambar-gambar panorama 360-derajat sejajar-jalan. Sejak tahun 2013, Google telah menyusuri jalan-jalan di Kamboja untuk semakin melengkapi Google Maps.

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014